Home Nasional Ini Strategi Korps Brimob Hadapi Konflik di Tahun Politik Jelang Pemilu 2024

Ini Strategi Korps Brimob Hadapi Konflik di Tahun Politik Jelang Pemilu 2024

Depok, Gatra.com - Komandan Korps Brimob Polri, Komjen Pol Anang Revandoko mengatakan bahwa pihaknya sudah memiliki strategi dalam membaca situasi Indonesia akhir-akhir ini serta menghadapi tahun politik menjelang Pemilu 2024.

Menurutnya, salah satu bukti nyata upaya antisipasi dan penyelesaian konflik adalah penempatan Brimob lebih dekat ke masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan pelantikan Komandan Pasukan Brimob I, II, dan III di lapangan Mako Korbrimob di Depok hari ini, Jumat (10/3).

"Dalam konteks melindungi, melayani dan mengayomi masyarakat bagaimana Korps Brimob Polri strateginya mendekatkan kepada sumber-sumber permasalahan yang ada di wilayah Negara Republik Indonesia," katanya.

Baca juga: Brimob Lantik Tiga Pasukan Baru: Jaga Area Rawan dari Aceh sampai Papua

Strategi yang didorong oleh Brimob Polri juga berkenaan dengan SDM dan peralatan yang digunakan. Anang menegaskan perlunya percepatan pada setiap proses agar konflik bisa diatasi.

"Bagaimana meningkatkan peralatan Brimob Polri supaya lebih modern lagi, kecepatan merespon setiap permasalahan itu adalah menjadi satu tugas kami bersama," jelasnya.

Anang menegaskan, pengalaman dan pemahaman pada konflik yang pernah terjadi harus bisa membuat Brimob semakin siap menghadapi situasi. Terutama dalam menangani permasalahan-permasalahan yang berusaha menantang NKRI.

Baca juga: Respons Provokasi dan Potensi Konflik, Komandan Brimob Pertegas Janji Setia pada NKRI

"Korps Brimob Polri yang punya conscious bagaimana mengenai konflik, potensi konflik sebelum dan munculnya pada saat konflik, itu dia kontribusi kita. Termasuk, pada bagaimana orang kelompok yang menggunakan senjata api bahan peledak kimia biologi dan radiatif itu menjadi konstitusi kita," ujar Anang.

Setiap wilayah, timur, tengah, dan barat akan mendapat perhatian. Tiga Komandan Pasukan Brimob yang baru dilantik hari ini akan ditempatkan pada area-area rawan seperti Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Mimika.

213