Home Info Sawit PPKS Taja Konfrensi Sawit Internasional; Mengatasi Masalah, Memastikan Masa Depan

PPKS Taja Konfrensi Sawit Internasional; Mengatasi Masalah, Memastikan Masa Depan

Bali, Gatra.com - Tiga hari lagi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) bakal menggelar Internasional Oil Palm Conference (IOPC) 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center, Provinsi Bali.

Ada sekitar 639 peserta dari dalam negeri. Lalu sekitar 75 orang dari 10 negara seperti; United States, United Kingdom, Singapore, Nigeria, Netherlands, Malaysia, Japan, India, France dan Australia.

Mereka akan berdatangan ke acara bertema "Coping the Matters, Ensuring the Future" yang digelar pada 14-16 Maret 2023 itu.

"Tema ini sangat relevan dengan kondisi riil saat ini, saat bisnis kelapa sawit dihadapkan pada berbagai tantangan selama dan pasca pandemic COVID 19," kata Kepala PPKS, Dr. M. Edwin Syahputra Lubis kepada Gatra.com jelang siang tadi.

Adapun tantangan yang dihadapi itu kata lelaki 52 tahun ini adalah penurunan produksi dan isu-isu yang mendeskreditkan kelapa sawit. Baik isu lingkungan, kesehatan dan ketenagakerjaan.

"Ragam tantangan inilah yang membikin para pelaku agribisnis kelapa sawit musti mampu menghadapi berbagai gejolak pasar global," ujarnya.

IOPC 2022 kata Edwin, kiranya bisa menjadi wadah bagi para pelaku bisnis kelapa sawit untuk berinteraksi, sekaligus berbagi informasi dan pengalaman untuk membangun agribisnis kelapa sawit yang berdaya saing dan berkelanjutan, yang berbasis teknologi dan inovasi untuk menghadapi tantangan ketidakseimbangan dalam pasar global.

Direktur Utama Holding PTPN Mohammad Abdul Ghani mengatakan bahwa IOPC ini teramat penting. Sebab helat ini menjadi ruang yang sangat efektif bagi para pemangku kepentingan, peneliti, dan praktisi untuk saling berbagi pengetahuan, penelitian, dan teknologi mereka demi masa depan industri kelapa sawit.

Indonesia kata lelaki 63 tahun ini memulai perkebunan kelapa sawit pada awal abad ke-20. Lama kelamaan industri hulu ini berkembang hingga membikin Indonesia muncul sebagai penghasil minyak sawit terbesar di dunia.

Hanya saja pengembangan sektor hilir masih belum mampu mengimbangi perkembangan industri hulu minyak sawit itu, padahal banyak potensi yang bisa dieksplorasi di sana.

Tak hanya yang terkait dengan produk utama minyak sawit, tapi juga semua produk sampingan dari industri kelapa sawit, termasuk limbah.

Keseimbangan yang ideal antara hulu dan hilir industri kelapa sawit inilah yang musti menjadi perhatian kita semua.

"Berbagai keseimbangan ideal yang adaptif dengan perkembangan zaman, bisa kita wujudkan melalui kolaborasi para pihak yang berkompeten. PTPN III siap menjadi rumah bagi kerjasama minyak sawit dunia," katanya.

Yang pasti kata Ghani, keseimbangan ideal itu juga akan mengarah pada harmonisasi pemenuhan kebutuhan manusia dan keberlanjutan lingkungan.

"Ini bentuk kepedulian dan tanggung jawab kami terhadap alam yang pada akhirnya amanah yang kami emban sebagai penerus keberlanjutan minyak sawit dunia bisa dipertahankan," ujarnya.

Ghani optimis, melalui IOPC tahun ini akan ada perspektif baru dibuka, "Dalam kebersamaan, kita akan bisa mengatasi masalah dan memastikan masa depan kita," Ghani yakin.

IOPC 2022 ini adalah gelaran ketujuh bagi PPKS. IOPC digelar empat tahun sekali. IOPC pertama (1998) hingga IOPC ketiga (2006) digelar di Bali.

Lantas IOPC keempat (2010) di Yogyakarta, IOPC kelima (2014) di Bali, dan IOPC keenam (2018) digelar di Medan Sumatera Utara.


Abdul Aziz

145