Home Nasional Yenny Wahid Nilai BNPT dan Densus 88 Rujukan Pencegahan Terorisme

Yenny Wahid Nilai BNPT dan Densus 88 Rujukan Pencegahan Terorisme

Jakarta, Gatra.com – Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, mengapresiasi upaya pencegahan terorisme dan kekerasan yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror sehingga menjadi rujukan banyak lembaga di dunia.

“Indonesia dianggap cukup berhasil, BNPT juga Densus menjadi rujukan dari banyak lembaga-lembaga di dunia,” katanya dalam keterangan pers, Sabtu (11/3).

Menurutnya, upaya pencegahan terorisme dan kekerasan di Indonesia ?ini juga unik, yakni melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, dan berbagai elemen lainnya.

Meski demikian, putri sulung Presiden Indonesia keempat K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut mengingatkan bahwa dalam kondisi globalisasi saat ini, berbagai ancaman keamanan bisa bertransmisi tanpa mengenal batas geografis suatu negara.

Karena itu, kata Yenny dalam RAN PE AWARDS 2023 gelaran Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), semua pihak perlu meningkatkan kewaspadaannya untuk menjaga kondisi kondusif Indonesia.

“Dalam dunia yang begitu global saat ini, dengan adanya transnational threats, ancaman-ancaman yang melebihi batas-batas geografis negara,” katanya.

Menurutnya, ideologi-ideologi yang masuk melintasi batas-batas fisik sebuah negara. “Maka kita perlu melakukan upaya ekstra untuk memastikan bahwa negara kita tetap aman dan tetap harmoni,” ujarnya.

Kepala BNPT, Komjen. Pol. Dr. Boy Rafli Amar, mengatakan, upaya pencegahan terorisme di Indonesia dilaksanakan melalui strategi pentahelix. Semua unsur, termasuk pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat diajak untuk terlibat aktif berkolaborasi dalam upaya meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman ekstremisme dan terorisme.

Semua pihak yang memiliki kepedulian diajak berpartisipasi untuk memberikan pemahaman dan semangat bertoleransi dalam kehidupan berbangsa bernegara, termasuk dalam kehidupan beragama.

“Kami yakin dengan kolaborasi, dengan program-program yang kita jalin bersama, akhirnya tidak ada ruang bergerak bagi paham-paham ekstrimisme berbasis kekerasan ini. Karena semuanya sudah ditutup,” ujarnya.

158