Home Kesehatan Imbas 2 Tahun Pandemi, Kemenkes Fokus Kejar Imunisasi Dasar Lengkap

Imbas 2 Tahun Pandemi, Kemenkes Fokus Kejar Imunisasi Dasar Lengkap

Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan bahwa saat ini Kementerian Kesehatan RI terus berupaya mengejar ketinggalan imunisasi dasar lengkap untuk anak. Pasalnya, selama pandemi Covid-19, imunisasi dasar langkap bagi anak sempat tertunda.

Kejadian Luar Biasa (KLB) yang akhir-akhir terjadi menjadi fokus utama Kemenkes untuk kembali menggencarkan imunisasi dasar lengkap. Harapannya, masyarakat terhindar dari penyakit-penyakit yang bisa dicegah melalui imunisasi.

"Akhir-akhir ini, terjadi peristiwa KLB di Indonesia sehingga kita concern dulu di situ untuk melakukan peningkatan cakupan untuk penyakit yang dapat dicegah imunisasi dasar lengkap," katanya di Jakarta, Jumat (17/3).

Seiring dengan perbaikan keadaan setelah pandemi Covid-19, Kemenkes kembali memperhatikan keperluan daerah. Terutama, untuk penyakit-penyakit yang bisa dicegah.

"Dua tahun terakhir kita rendah. Seluruh daerah itu rendah karena akses ya, dua tahun kita pandemi. Itu yang menyebabkan jadi KLB," jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut Maxi, Kemenkes melakukan pengetatan surveillance system. Laporan-laporan yang diterima setiap hari dari daerah langsung ditangani secepat mungkin.

Beberapa KLB yang pernah ada menjadi landasan agar Kemenkes bisa lebih cepat mengambil tindakan. Maxi menyebut, pihaknya sudah lebih cepat dalam merespon kebutuhan daerah.

"Kita tahu ada DPT (difteri pertusis tetanus), kemudian campak dan rubella itu kita lagi genjot supaya nanti mengisi gap yang dua tahun karena saat ini sudah ada KLB. Ada polio di Aceh, disentri di Jawa Barat. Saya kemarin ada dapat laporan ada campak di Papua Tengah," ujarnya.

Di sisi lain, Maxi menyebut bahwa Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal Pada Anak (GGAPA) yang sempat membuat panik masyarakat, berbeda dengan KLB lainnya. GGAPA disebutnya merupakan penyakit dengan faktor risiko yang berasal dari obat.

"Tapi, kalau masalah campak dan polio itu dari kita, bukan negara lain karena sangat terkait dengan cakupan vaksinasi," kata Maxi.

82