Home Internasional Dituding Penjahat Perang, Putin Pilih Kunjungi Kota Yang Direbut dari Ukraina

Dituding Penjahat Perang, Putin Pilih Kunjungi Kota Yang Direbut dari Ukraina

Mariupol, Gatra.com - Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kunjungan mendadak ke kota pelabuhan Mariupol. Ini menjadi kunjungan pertama Presiden Rusia sejak kota itu direbut dari Ukraina.

Kota ini menjadi salah satu palagan pertempuran paling sengit dibulan-bulan pertama perang Rusia-Ukraina. Setelah berbulan-bulan mengepung Mariupol, Russia berhasil menghancurkan pabrik baja Azovstal, pertahanan terakhir pasukan Ukraina di kota itu.

Kunjungan itu dilakukan setelah Pengadilan Kriminal Internasional menerbitkan surat perintah penangkapan Putin atas dugaan deportasi ribuan anak Ukraina oleh Rusia selama konflik.

Menurut kantor berita Rusia TASS Minggu (19/3), Putin terbang ke Mariupol dengan helikopter pada hari Sabtu (18/3) dan berkeliling kota. Dalam peninjauannya kadang-kadang mengendarai mobil.

Putin mengunjungi beberapa lokasi dan berbicara dengan penduduk, dan mendapat laporan tentang proses rekonstruksi kota.

Perhentian Putin di Mariupol dilakukan setelah kunjungan mendadaknya ke Krimea pada Sabtu untuk menandai peringatan sembilan tahun pencaplokan semenanjung itu.

TV negara Rusia menunjukkan dia mengunjungi kota pelabuhan Sevastopol di Laut Hitam, ditemani oleh Gubernur setempat yang ditunjuk Moskow, Mikhail Razvozhayev.

Razvozhayev mengatakan di Telegram bahwa Putin diharapkan ikut serta dalam pembukaan sekolah seni anak-anak melalui tautan video.

"Tapi Vladimir Vladimirovich (Putin) datang sendiri. Dia sendiri. Di belakang kemudi. Karena di hari bersejarah seperti itu, presiden selalu bersama Sevastopol dan rakyat Sevastopol," ujarnya seperti dikutip Moscow Times Minggu (19/3).

Rusia mencaplok Krimea pada 2014 menyusul referendum yang tidak diakui oleh Kyiv dan komunitas internasional.

Berpidato di Forum Ekonomi Dunia di Swiss pada bulan Januari, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dia bermaksud merebut kembali Krimea, meskipun Moskow menolak memasukkannya ke dalam kemungkinan pembicaraan damai.

44