Jakarta, Gatra.com - Emiten Konstruksi Pertambangan PT Petrosea Tbk (PTRO) memperoleh fasilitas pinjaman berjangka senilai Rp2,84 triliun dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Pinjaman ini dicairkan melalui mata uang dolar Amerika senilai US$91,5 juta atau setara dengan Rp1,39 triliun (dengan catatan kurs pada Senin, 27 Maret 2023 Rp15.196,55) dan dalam mata uang domestik senilai Rp1,45 triliun.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan PT Petrosea Tbk (PTRO), Anto Broto dalam Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam kesempatan tersebut, Anto menjelaskan bahwa penandatangan perjanjian tersebut telah dilakukan Perseroan pada 21 Maret 2023 lalu.
Baca juga: Gudang Garam Suntik Anak Usaha Rp3 Triliun untuk Bangun Bandara Kediri
“Fasilitas tersebut akan digunakan untuk mendanai pengembangan usaha melalui akuisisi dan investasi aset tambang serta memperkuat modal kerja Perseroan,” kata Anto dikutip Senin (27/3).
Anto juga menjelaskan, Mandiri (MBRI) sebagai kreditur sindikasi terbesar di Indonesia, memberikan fasilitas pinjaman tersebut dengan tenor pinjaman selama 60 bulan. Menurutnya transaksi ini tidak berdampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha Emiten atau Perusahaan Publik. Malahan, Transaksi ini akan meningkatkan kinerja Perseroan.
Baca juga: Suzuki Buka Outlet Baru di Batang
Diketahui, saat ini emiten dengan kode saham PTRO tersebut tengah gencar melakukan diversifikasi bisnis. Dalam Implementasi diversifikasi itu, PTRO berhasil membuat langkah utama yakni memfasilitasi produksi emas dore bullion di proyek tailing management untuk PT Santana Rekso Nindhana.
Produksi emas itu dilakukan di tambang emas milik PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Pada Kamis, 2 Februari 2023 lalu pabrik pengolah tailing tersebut telah diresmikan oleh Perseroan.
