Home Lingkungan Restorasi Ekowisata AGM Sukses Lahirkan Bayi Bekantan, Menteri KLHK Beri Pujian

Restorasi Ekowisata AGM Sukses Lahirkan Bayi Bekantan, Menteri KLHK Beri Pujian

Jakarta, Gatra.com - Usaha keras PT Antang Gunung Meratus (AGM) merestorasi lahan dan habitat bekantan di kawasan Ekowisata Bekantan di Lok Buntar, Kecamatan Tapin Selatan, Kalsel, kini berbuah manis.

Hasilnya, jumlah populasi bekantan (Nasalis Larvatus) terus bertambah setelah pada pertengahan Maret, lahir seekor bayi bekantan. Kini, jumlah bekantan di ekowisata AGM menjadi 29 ekor. Diketahui, populasi bekantan di Kalimantan Selatan (Kalsel) yang merupakan satwa endemik pulau Kalimantan meningkat populasinya 10 persen dari tahun 2019.

Dari sekitar 3.000 ekor menjadi sekitar 4.000 ekor pada tahun ini berdasarkan laporan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

"Ini tentunya menjadi kabar gembira di tengah upaya kita semua yang peduli dengan konservasi bekantan," kata Kepala BKSDA Kalsel, Mahrus Aryadi.

Apalagi, saat ini lembaga konservasi Internasional IUCN memasukan bekantan dalam daftar merah sejak tahun 2000 dengan status konservasi endangered (terancam kepunahan). Selain itu, bekantan juga terdaftar pada CITES sebagai appendix I (tidak boleh diperdagangkan secara internasional).

Mahrus menyebut bekantan masuk kedalam 25 satwa prioritas Indonesia yang wajib dilindungi, sehingga menjaga populasinya menjadi tugas bersama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Kepala Teknik Tambang AGM, Imam Arifianto, mengungkapkan kegembiraannya. Kata dia, kelahiran anak bekantan ini menjadi kejutan dan kebanggaan bagi AGM, mengingat pengembangbiakan bekantan terbilang sangat sulit dan memakan waktu yang lama.

“Perusahaan berkomitmen untuk terus menjaga Ekowisata Bekantan ini agar dapat menjadi area yang nyaman bagi bekantan," ujar Imam Arifianto dalam rilis, Selasa (28/3).

Imam menambahkan, kelahiran bekantan sejak kawasan Ekowisata AGM dihijaukan merupakan hadiah bagi perusahaan, juga masyarakat Tapin, yang telah bersama-sama berkolaborasi, bersinergi membuat habitat asli bekantan di Lokbuntar.

Kelahiran bayi bekantan juga menjadi indikator, berbagai program yang dilakukan pasca kebakaran lahan di tahun 2015 silam, telah dapat dijalankan dengan baik dan berjalan sukses.

Hal tersebut dibuktikan dengan berlangsungnya ekosistem yang baik di kawasan vegetasi hutan rawa ini, sehingga menjadi rumah yang aman dan nyama bagi satwa endemik sekalipun.

Menurut Imam, saat ini puluhan jenis tumbuhan rawa juga mendominasi kawasan seluas kurang lebih 70 hektar tersebut dengan berbagai jenis fauna seperti monyet ekor panjang, hirangan (lutung), hingga sejumlah jenis burung juga bermukim di ekowisata yang berada di Lok Buntar, Kecamatan Tapin Selatan ini.

Kedepannya, ia berharap kawasan Ekowisata Bekantan ini menjadi destinasi Wisata dengan minat khusus.

Ia menambahkan, hal ini berkenaan dengan ciri khasnya yang menarik. Baik itu dengan satwa maupun fauna yang dikembangkan, tapi juga sebagai wahana edukasi dan penelitian. Berbagai perbaikan yang dilakukan PT AGM di kawasan Ekowisata Bekantan ini diharapkan akan turut mendorong terciptanya perputaran roda ekonomi masyarakat, terutama dalam kegiatan wisata.

"Kami berharap, dengan semakin baiknya ekowisata milik PT AGM ini, juga akan berdampak positif dengan terjadinya peningkatan ekonomi masyarakat sekitar," ujar Imam.

Atas keberhasilan tersebut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyampaikan apresiasi dan terimakasih. Ia pun merasa senang karena kerja keras AGM yang membantu terjaganya populasi hewan yang hampir punah tersebut.

Menteri Siti pun memberi apresiasi kepada perusahaan yang menunjukkan komitmennya sebagai mitra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam menjaga kelestarian alam.

"Saya sangat memberi apresiasi, perusahaan itu ikut memikirkan, membangun dan membantu pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup," kata Siti Nurbaya kepada media, Kamis (23/3).

Apalagi, proses perkembangbiakan bekantan masuk kategori sangat sulit. "Saya ucapkan terima kasih kepada para pahlawan lingkungan hidup," pungkasnya.

Sementara itu, Chairul Saleh, Pemerhati Konservasi Satwa Liar, menambahkan, pihak swasta yang memiliki populasi Bekantan di kawasan produksinya, memiliki kewajiban untuk membantu melestarikan populasi Bekantan dan habitatnya yang hidup di dalam konsesinya.

Menurut dia, pengelolaan konservasi Bekantan harus menjadi bagian terintegrasi dari proses produksi yang dilakukan. Kegiatan produksi jangan sampai mengganggu populasi dan habitat Bekantan. Pihak perusahaan harus melakukan studi atau survei tentang populasi, distribusi dan ancaman konservasi terhadap populasi dan habitat Bekantan di konsesinya.

Berdasarkan data-data hasil survei ini, perusahaan swasta dapat membuat rencana pengelolaan Bekantan dan habitatnya yang diintegrasikan dengan rencana pengelolaan perusahaan.

Mau tidak mau, kata Chairul, pihak perusahaan harus mengalokasikan sumber daya, baik sumber daya manusia maupun dana untuk mengimplentasikan rencana pengelolaan yang sudah disusun.

"Pihak perusahaan swasta dapat dapat melakukan kolaborasi dengan lembaga atau pihak lain yang peduli dan memiliki program konservasi Bekantan, termasuk dalam melakukan survei populasi dan distribusi Bekantan, serta pembuatan rencana pengelolaan konservasi Bekantan," ucapnya.

Ia menambahkan, kontribusi perusahaan dalam membantu konservasi Bekantan di konsesinya, jika memang ada merupakan hal yang positif, sebab selain merupakan kewajiban, karena Bekantan merupakan satwa dilindungi dan langka, juga merupakan upaya pelestarian Bekantan di luar kawasan dilindungi.

Ditegaskan Chairul, pemangku kepentingan kunci dari konservasi Bekantan yang harus diajak kerjasama adalah masyarakat yang tinggal di sekitar habitat Bekantan. Masyarakat harus diberdayakan dengan diberikan pemahaman tentang pentingnya konservasi Bekantan secara ekologi, dan diberikan informasi tentang dampak yang dapat terjadi baik secara ekologi maupun ekonomi, jika populasi Bekantan sampai punah.

"Tetapi pemberdayaan dan penyadartahuan kepada masyarakat harus disertai juga pemberdayaan ekonomi nyata kepada masyarakat. Upaya konservasi Bekantan sedapat mungkin bisa dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat, sehingga masyarakat dapat membantu secara maksimal upaya pelestarian Bekantan, termasuk mencegah jika ada pihak-pihak yang ingin melakukan perburuan terhadap Bekantan atau melakukan perusakan terhadap habitatnya," tegasnya.

387