Home Kalimantan Produksi Padi Kalsel Terancam, Petani Kewalahan Atasi Serangan Burung Manyar

Produksi Padi Kalsel Terancam, Petani Kewalahan Atasi Serangan Burung Manyar

Banjarbaru, Gatra.com - Derita petani di Kalimantan Selatan (Kalsel) makin lengkap. Belum usai dengan serangan hama tungro dan tanaman padi  terendam banjir akibat anomali cuaca ekstrem,  kini petani kewalahan dan dibuat pusing dengan serangan burung Manyar yang memakan buah padi yang mereka tanam.

Akibatnya, produksi padi terancam menurun dan target produksi yang dipatok Pemprov Kalsel 1,1 juta ton di tahun 2023 dikhawatirkan tak tercapai.

Serangan burung Manyar tak bisa dianggap enteng. Abdul  Jalil, salah satu petani yang tinggal di Desa Walatung, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) bertutur, buah padi yang sudah mulai berisi menjadi incaran burung yang biasa mereka sebut gelatik gunung itu.

"Jumlahnya ribuan ekor secara bergerombol memakan padi, kami kewalahan mengusirnya. Kalau sawah tidak dijaga, maka buah padi bisa habis," ujarnya kepada Gatra.com akhir pekan lalu.

Jalil dan petani lainnya sudah kehabisan cara bagaimana mengusir burung yang terkenal berkembang biak sangat cepat itu. "Kami hanya gunakan kilai - kilai dan orang - orangan sawah, namun hasilnya tidak terlalu berpengaruh, burung masih saja datang seolah tak takut," sungutnya.

Berbeda dengan tungro, beber Jalil, yang bisa diatasi dengan insektisida, burung Manyar tidak bisa diatasi dengan diracun. Satu - satunya jalan untuk mengurangi serangan Manyar, petani terpaksa menunggu lahan pertanian mereka.

"Akibatnya waktu kami banyak di sawah, padahal kalau tidak ada serangan burung, waktu bisa kami gunakan untuk kegiatan lain misalnya berkebun atau menggembala ternak," keluhnya.

Diminta tanggapannya, Kadis Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Kalsel Syamsir Rahman angkat bicara. Menurutnya, memang sampai saat ini belum ada cara atau formula yang dapat digunakan untuk mengatasi serangan burung Manyar. "Betul, sampai saat ini tidak ada teknologi yang bagus mengusir burung Manyar karena kita panennya tidak serempak. Jadi apabila ada padi yang panen di suatu tempat, maka padi diserbu Manyar," ujarnya. 

Syamsir pun tak tinggal diam, dia berinisiatif mengadakan lomba menciptakan alat pengusir burung yang suka bersarang di pohon Aren, Pinang, Sagu dan Kelapa itu. "Kami adakan lomba. Petani yang bisa menciptakan alat pengusir burung Manyar dapat hadiah. Lomba sudah kami mulai sebulan yang lalu dan berakhirnya sampai selesai musim panen dengan hadirnya yang kami sediakan jutaan rupiah," ungkapnya.

 

 

Reporter: Anas Aliando

 

Teks Foto: Kadis Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Kalsel Syamsir Rahman.(Gatra/Anas Aliando)

 

 

(Foto)

 

Kadis TPH Kalsel Syamsir Rahman saat meninjau lahan pertanian di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan beberapa waktu lalu.(Gatra/Anas Aliando)

211