Home Politik Soal Serangan Netizen ke Ganjar & Wayan Koster, PDIP: Itu Bagian Dinamika, Suatu Ujian

Soal Serangan Netizen ke Ganjar & Wayan Koster, PDIP: Itu Bagian Dinamika, Suatu Ujian

Jakarta, Gatra.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster kerap dihujani hujatan oleh masyarakat dunia maya (netizen) Indonesia usai keputusan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) membatalkan status tuan rumah Indonesia dalam perhelatan Piala Dunia U-20. Dua kader PDI Perjuangan itu sebelumnya mengeluarkan penyataan untuk menolak kehadiran tim nasional Israel dalam ajang skala internasional itu.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa serangkaian hujatan itu merupakan bagian dari dinamika dan ujian bagi para pemimpin Indonesia.

"Itu bagian dari suatu dinamika, suatu ujian-ujian agar pemimpin-pemimpin Indonesia memang kokoh di dalam prinsip, berdasarkan suatu sejarah yang benar, berdasarkan keyakinan, ideologi," kata Hasto Kristiyanto dalam konferensi pers, Kamis (30/3).

Baca juga: Survei PolMark di 78 Dapil: Ganjar Pranowo Puncaki Elektabilitas Capres 2024

Hasto mengatakan, langkah yang pihaknya lakukan telah membuka suatu kesadaran baru, bahwa kemanusiaan bersifat universal. Sebab, menurutnya, olahraga memang tak dapat lepas dari politik kemanusiaan.

Namun demikian, Hasto tak menampik bahwa pihaknya merasa sedih dengan luapan kekesalan masyarakat di dunia maya itu. Meski begitu, Hasto menyebut Ganjar Pranowo dapat memahami adanya hujanan kegeraman yang ditujukan padanya.

"Ya seluruh serangan kami baca dengan detail, kami hayati, maka kemudian Pak Ganjar mengatakan bisa memahami, kami juga sangat sedih, karena kami juga mambaca setiap serangan-serangan itu," ucapnya.

Baca juga: Pengamat Politik Sebut Polemik Piala Dunia U-20 Berdampak pada Elektabilitas Parpol

Di samping itu, Hasto juga menegaskan bahwa tindakan yang pihaknya ambil bukanlah dilandasi perhitungan elektoral, namun berdasarkan keyakinan ideologi, konstitusi, serta sejarah dan masa depan. Ia menegaskan bahwa pihaknya juga turut berduka atas keputusan FIFA yang menjadikan status tuan rumah Indonesia luput.

"Kami ikut sedih. Kami ikut duka. Tetapi, dalam konteks ini, kita adalah bangsa gemblengan kita bangsa besar yang tidak mudah tunduk dalam berbagai kesalahan, tapi kita kemudian mencari jalan keluar bagi masa depan karena cita-cita pokok kita kan bagaimana kita menghasilkan suatu kesebelasan sepak bola yang ada," ujar Hasto dalam kesempatan itu.

121