Home Ekonomi IKI Maret 2023 Alami Sedikit Perlambatan, Industri Dalam Negeri Masih Ekspansif

IKI Maret 2023 Alami Sedikit Perlambatan, Industri Dalam Negeri Masih Ekspansif

Jakarta, Gatra.com - Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Maret 2023 masih menunjukkan nilai ekspansi, meskipun mengalami sedikit perlambatan dibandingkan Februari 2023. Sektor industri masih dibayangi penurunan permintaan global akibat tantangan tekanan geopolitik dan inflasi global yang mendorong kenaikan suku bunga sehingga membebani aktivitas ekonomi.

“Indeks Kepercayaan Industri Maret 2023 mencapai 51,87, melambat 0,45 poin dibandingkan Februari 2023,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Jumat (31/3).

Situasi tersebut sesuai dengan laporan perusahaan industri yang menunjukkan kegiatan industri pada Maret mengalami sedikit penurunan. Terdapat 14 subsektor industri yang mengalami ekspansi dengan share 80,4% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas. Dari 14 subsektor tersebut, subsektor Reparasi dan Pemasangan Mesin/Alat mengalami perubahan fase dari kontraksi ke ekspansi.

Baca juga: Lindungi Industri Tekstil Dalam Negeri dan UMKM, Mendag Zulkifli Hasan: Pemerintah Bersinergi Berantas Pakaian Bekas Asal Impor

Namun, terdapat tiga subsektor yang mengalami perubahan fase dari ekspansi ke kontraksi. Ketiga subsektor tersebut adalah Industri Karet, Barang Karet dan Plastik, Industri Barang Galian Bukan Logam, serta Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik.

Febri menjelaskan, jika dilihat dari komponen pembentuknya, seluruh variabel pembentuk mengalami perlambatan. Variabel Pesanan Baru melambat dari 52,81 menjadi 51,33. Variabel Produksi melambat dari 51,37 menjadi 50,69, dan variabel Persediaan Produk meningkat dari 52,51 pada Februari 2023 menjadi 55,00 pada Maret 2023. Peningkatan nilai variabel persediaan produk menandakan persediaan produk-produk manufaktur terserap di pasar.

Perlambatan nilai IKI Maret 2023 utamanya masih didominasi oleh pesanan domestik. Selain itu, mayoritas komoditas unggulan menunjukkan tren penurunan harga, meskipun masih lebih tinggi dibanding tahun 2020 saat pandemi. Hanya harga minyak kelapa sawit yang naik dibanding bulan sebelumnya dan nikel yang lebih tinggi dari rata-rata harga pada tahun 2022.

Baca juga: Bela Industri Tekstil Lokal, Teten: Jangan Pakai Tameng Pedagang untuk Impor Pakaian Bekas

“Meskipun demikian, pada Maret 2023 terdapat 47,3% pelaku usaha yang menyatakan kondisi kegiatan usahanya stabil dan sebanyak 27,3% pelaku usaha yang menyatakan kondisi kegiatan usahanya mengalami peningkatan,” ujarnya.

Febri menjelaskan, sebanyak 63,49% pelaku usaha menyatakan optimis dan 26,06% pelaku usaha menyatakan stabil terhadap kondisi usaha industri selama enam bulan ke depan. Hal ini juga dapat dilihat dari tingkat pesimisme pelaku usaha yang mengalami penurunan dari 10,81% pada Februari 2023 menjadi 10,46% pada Maret 2023.

74