Home Internasional Pertempuran di Myanmar, Ribuan Penduduk Sipil Melarikan Diri ke Thailand

Pertempuran di Myanmar, Ribuan Penduduk Sipil Melarikan Diri ke Thailand

Bangkok, Gatra.com - Pertempuran sengit terjadi antara militer Myanmar dan pemberontak etnis bersenjata di negara bagian Karen selatan. Pertempuran itu memaksa sekitar 5.000 orang melarikan diri melintasi perbatasan negara itu ke Thailand pekan ini. 

Para pejabat dan media setempat melaporkan, dikutip Reuters, Kamis (6/4).

Menurut laporan surat kabar Thailand Khaosod English dan BBC Burma, bentrokan pecah ketika pemberontak menyerang pos penjaga perbatasan militer.

Pemerintah militer Myanmar, yang menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta tahun 2021, melawan pemberontakan bersenjata di wilayah yang luas di negara itu dan menghadapi kecaman global atas tindakan mematikan terhadap perbedaan pendapat dan gerakan pro-demokrasi.

Menurut pejabat Thailand dan seorang pekerja bantuan, sekitar 5.000 orang --banyak dari mereka wanita dan anak-anak, telah menyeberang ke provinsi Tak Thailand, dan berlindung di tempat penampungan sementara yang didirikan oleh penduduk setempat.

“Banyak orang yang melintasi perbatasan sejak kemarin dan ada juga yang masih menunggu di pihak Myanmar untuk menyeberang. Orang tidak punya cukup air minum atau toilet untuk saat ini,” kata seorang pekerja amal, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

Thailand mengatakan angkatan udaranya sedang memantau situasi dan siap mengirim penerbangan patroli jika wilayah udara Thailand dilanggar.

"Pusat komando perbatasan Thailand-Myanmar di provinsi, tak bekerja sama dengan badan-badan terkait untuk memberikan keamanan dan memberikan bantuan sesuai dengan prinsip kemanusiaan kepada semua orang yang melarikan diri dari pertempuran di Myanmar," kata pemerintah provinsi dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.

Seorang juru bicara junta Myanmar tidak menjawab panggilan telepon saat ingin diminta komentar.

Pertempuran berkecamuk di banyak daerah pedesaan di seluruh Myanmar, dan kelompok HAM menuduh militer menargetkan warga sipil dalam serangan udara dan operasi darat. Pekan lalu, setidaknya delapan warga sipil, termasuk anak-anak, tewas dalam serangan udara di sebuah desa di barat laut Myanmar.

Penguasa militer Myanmar mengatakan mereka memerangi "teroris" dan menyangkal bahwa mereka menargetkan warga sipil.

80