Home Regional Kelola Sungai Pusur, Produktivitas Pertanian di Klaten Meningkat

Kelola Sungai Pusur, Produktivitas Pertanian di Klaten Meningkat

Klaten, Gatra.com – Saat ini pasokan air dari Sungai Pusur di Kabupaten Klaten masih melimpah meski memasuki musim kemarau. Kondisi ini mendukung status Klaten sebagai lumbung pangan nasional dengan luas lahan pertanian mencapai 31.943 hektare.

Sungai Pusur semula merupakan tempat pembuangan sampah oleh warga yang tak bertanggung jawab. PT Tirta Investama (TIV) Aqua Klaten pun melakukan pengelolaan sub daerah aliran sungai (DAS) Pusur sebagai cara mitigasi bencana berbasis masyarakat.

Stakeholder Relation Manager Aqua, PT Tirta Investama, Rama Zakaria, mengatakan pihaknya menggandeng semua elemen dalam program dari hulu, tengah, hingga hilir. Sub DAS Pusur berada di wilayah Bengawan Solo dengan luas lebih dari 70.000 hektare meliputi 49 desa, 5 kecamatan, dan 2 kabupaten.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, sepanjang 2021 lalu, di lahan seluas 73.842 hektare dan luas panen 73.754 hektare, para petani di Klaten memanen padi hingga 480.023 ton. Produksi panen ini meningkat 157 ribu ton dibandingkan hasil pada 2020 yang mencapai 448.686 ton.

"Kami lakukan pendekatan dengan menyentuh penghidupan masyarakat dari sisi ekonomi rumah tangga. Pada akhirnya pengetahuan dan kesadaran adanya potensi bencana dapat dimitigasi secara paralel," jelasnya melalui rilis yang diterima Gatra.com, Senin (10/4).

Pihak PT TIV Aqua Klaten melalui kolaborasi dengan masyarakat juga mengajak generasi milenial untuk belajar kearifan lokal pada petani di Bendung Bagor, Desa Juwiring, Klaten.

Program tersebut diikuti Pusur Institute, Forum Relawan Irigasi Jogo Toya Kamulyan, Pemerintah Desa dan Kecamatan Juwiring, SMKN 1 Polanharjo, SMPN 2 Klaten, Gita Pertiwi Surakarta, SHIND (Secercah Harapan Indonesia) Jogja, Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Surakarta, dan Multi Stakeholder Forum (MSF) Klaten.

"Kegiatan ini dilakukan bersama-sama untuk belajar dalam cara pandang pengelolaan sumber daya air," katanya.

Program yang terintegrasi mulai dari hulu Merapi, tengah, hingga hilir ini melibatkan masyarakat dan lembaga-lembaga independen kompeten. Kawasan tengah berada di Kecamatan Tulung dan Polanharjo, sementara kawasan hilir di Kecamatan Delanggu dan Juwiring.

Bagian hilir sub DAS Pusur ini dikelola secara gotong royong oleh gabungan paguyuban petani pengguna air (GP3A). Adapun bagian hulu merupakan kawasan penyangga taman nasional Gunung Merapi (TNGM), wilayah dengan nilai penting bagi keberlanjutan kegiatan ekonomi di kawasan tengah dan hilir, seperti pertanian, perikanan, rumah tangga, dan industri.

Pihak Aqua juga mendorong 7 pemerintah desa untuk mewujudkan peraturan antar desa (perkades) pengelolaan jaringan irigasi secara kolaboratif. Ikatan hukum formal dalam perkades dilakukan untuk mendukung model kearifan lokal melalui revitalisasi Jogo Toya dan forum relawan irigasi.

"Kami harap upaya tersebut mampu jadi alternatif solusi bagi permasalahan kelangkaan air persawahan di musim kemarau sekaligus mengendalikan laju air saat musim hujan,” katanya.

Berkat pengairan dari Sungai Pusur ini, para petani di Klaten juga berhasil memproduksi beras Rojolele Srinar Srinuk. Beras dari varian IP 400 ini menjadi primadona sejak pertama kali dikembangkan di Desa Delanggu, Kecamatan Polanharjo.

Varietas ini lahir dari hasil kerjasama Pemkab Klaten dengan BATAN yang didukung pengairan dari Sungai Pusur. Kelompok tani mengembangka beras tersebut melalui pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas Rojolele Srinar Srinuk dan menguntungkan petani.

Seorang petani dari Desa Polan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Slamet, mengatakan sawahnya tidak pernah mengalami kekeringan air.

Menurutnya, aliran air Sungai Pucur sangat membantu kecukupan air bagi para petani di desanya. “Kami tidak terlalu repot kalau masalah air. Sawah-sawah kami tidak pernah kering meskipun musim kemarau karena adanya Kali Pusur,” ujarnya.

Petani lain dari Desa Delanggu, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Daliman, juga menyampaikan hal yang sama. “Semua lancar meskipun ada musim kemarau. Irigasinya dari Kali Pusur yang pusatnya berasal dari sudetan Umbul Cokro,” katanya.

194