Home Ekonomi Bahlil Ingin Bangun Financial Center di IKN, Pakar Ingatkan Soal Aktivitas Ekonomi

Bahlil Ingin Bangun Financial Center di IKN, Pakar Ingatkan Soal Aktivitas Ekonomi

Jakarta, Gatra.com - Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mendorong Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membangun pusat keuangan atau financial center kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, di Kalimantan Timur.

Menurut Eko untuk membangun pusat keuangan dibutuhkan waktu yang panjang yang dibarengi dengan aktivitas ekonomi yang ramai.

“Cita-citanya Pak Menteri (Bahlil) bagus, namun untuk merealisasikan IKN jadi pusat keuangan masih sangat jauh. Ini karena pada umumnya uang itu mengikuti aktivitas perekonomian. Kalau aktivitas ekonominya masih kecil ya pusat keuangannya tidak bisa segera terbentuk secara riil,” ujar Eko dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (11/4/2023).

Menurut Eko pemerintah harus menumbuhkan terlebih dahulu aktivitas ekonomi masyarakat di IKN, sebab dengan begitu sektor ekonomi dengan sendirinya akan mengikuti.

“Sebagai pembanding, dalam pemeringkatan pusat keuangan dunia saat ini (2023) Jakarta hanya menduduki peringkat 83 dari 120 kota yang dinilai dalam Global Financial Center Index (GFCI), Singapura di peringkat 3 dunia,” ucap Eko.

“Nah, untuk membuat aktivitas keuangan di IKN nanti sebesar Jakarta saja mungkin masih perlu waktu puluhan tahun. Jadi, realistisnya ya ditumbuhkan dulu aktivitas ekonominya, baru nanti sektor keuangan akan 'merapat' ke sana,” sambungnya.

Lanjut Eko, jika financial center sudah terbangun di IKN maka ketika mencari pendanaan untuk berbagai kegiatan ekonomi akan lebih mudah, persaingan antar lembaga keuangan sangat kompetitif karena ragam produk keuangan sangat banyak sehingga dapat mengakselerasi ekonomi.

“Ujungnya mengakselerasi ekonomi jadi lebih mudah. Namun ini hanya terjadi di negara2 maju, mengingat saat ini hanya kota2 di negara maju yang bisa menjadi pusat keuangan dunia, seperti New York, London, dan Singapore. Makanya banyak start up di Indonesia kalo nyari pendanaan ke Singapore, karena di sana lah uang modal itu berputar,” tukas Eko.

Sebelumnya, Menteri Bahlil Lahadalia memaparkan berdasarkan data di kementeriannya, Singapura adalah investor nomor satu Indonesia. Nilai investasinya mencapai US$13,28 miliar atau sekitar Rp199,2 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS).

Singapura selalu memimpin dalam daftar negara penyumbang investasi terbesar di Indonesia. Negeri Singa itu selalu menjadi negara asal investor nomor wahid sejak 2019 dengan nilai investasi ke RI di kisaran US$6,51 miliar hingga US$9,78 miliar pada 2019-2021.

"Jadi yang pertama itu masih Singapura. Supaya jangan ada hoaks lagi teman-teman pengusaha. Tapi Singapura ini jangan kita terlena juga karena sebagian uang orang Indonesia ada di sana, Singapura jadi hub," ucap Bahlil.

"Makanya kita kemarin minta Bu Menkeu (Sri Mulyani) bangun financial center di IKN supaya orang mau masuk, uang dari luar negeri itu gak perlu mampir ke Singapura," tegas Bahlil.

Sementara itu, lanjut Bahlil mengatakan China ada di urutan kedua top investor RI, dengan nilai investasi yang dikeluarkannya pada 2022 mencapai US$8,23 miliar.

"Yang menarik adalah Eropa yang selama ini tidak pernah menjadi bagian dari 10 besar, sekarang ada 2 negara yang menjadi 10 besar (Belanda nomor 8 dan Inggris nomor 10)," tukas Bahlil.

240