Jakarta, Gatra.com - Menjelang Lebaran, masyarakat Indonesia memiliki tradisi pulang kampung atau yang biasa dikenal dengan istilah mudik. Di Indonesia sendiri tradisi ini bukan hanya terjadi menjelang Idulfitri saja, melainkan juga terjadi pada perayaan Iduladha, Natal, Tahun Baru dan hari besar nasional lainnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) diprediksi puncak arus mudik Lebaran 2023 terjadi pada tanggal 19 sampai 21 April 2023. Kemenhub mengungkapkan potensi dan total masyarakat saat mudik Lebaran mencapai 123,8 juta orang.
Tradisi kearifan lokal ini pastinya memiliki latar belakang dan cerita tersendiri, Gatra.com menghimpun informasi asal muasal mudik dan bagaimana sejarahnya.
Asal Muasal Mudik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mudik adalah kegiatan perantau/pekerja migran untuk pulang ke kampung halamannya.
Kata mudik diyakini berasal dari bahasa Melayu yakni ‘Udik’ artinya hulu atau ujung. Pada jaman dahulu, masyarakat Melayu yang tinggal di hulu Sungai sering bepergian ke hilir dengan memakai perahu. Lalu, mereka kembali lagi ke hulu menjelang sore hari.
Terdapat pendapat lain yang mengatakan bahwa istilah mudik berasal dari akronim dua kata bahasa Jawa yakni ‘Mulik Dhisik’ yang berarti pulang dahulu. Meskipun begitu istilah ini masih perlu dipastikan kebenarannya dan kata mudik pun populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Sejarah Mudik
Dilansir dari laman UGM, Antrolog UGM, Heddy Shri Ahimsa-Putra mengatakan, sejarah mudik di Indonesia terjadi pada 1970 di mana pada masa orde baru terjadi pembangunan besar-besaran dan terpusat di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya.
Akibat dari pembangunan tersebut, masyarakat sekitar yang tinggal di daerah tersebut mulai berpindah dari satu kota ke kota lainnya untuk menetap dan mencari pekerjaan. Sehingga, mereka meninggalkan desa untuk pindah ke kota atau yang dikenal istilah urbanisasi.
Tradisi mudik ini tentunya sebagai ajang untuk bersilaturahmi bersama keluarga besar serta kerabat untuk menjaga keharmonisan di antara keduanya. Kemudian mudik bisa dimanfaatkan sekaligus untuk berlibur dan pergi berwisata di kampung halaman.
