Home Ekonomi Kinerja Ekspor Impor Indonesia, Surplus 35 Bulan Berturut-Turut

Kinerja Ekspor Impor Indonesia, Surplus 35 Bulan Berturut-Turut

Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan bahwa kinerja ekspor Indonesia pada Maret 2023 mencapai US$23,50 miliar, tumbuh sebesar 9,89% dibanding bulan sebelumnya.

Namun, secara tahunan kinerja ekspor ini mengalami perlambatan. Lantaran, ekspor pada Maret 2022 yang sangat tinggi (high based effect).

Melemahnya kinerja ekonomi global yang diikuti dengan moderasi harga komoditas juga mejadi faktor turunnya ekspor Indonesia. Secara tahunan, harga komoditas unggulan seperti batubara dan minyak kelapa sawit turun sebesar 40,38% (yoy) dan 45,3% (yoy).

Menurutnya, kinerja ekspor Maret 2023 ini masih ditopang oleh bahan bakar mineral, logam mulia, dan bijih logam, terak, dan abu. Adapun negara tujuan ekspor dominan masih tetap dipegang Cina, Amerika Serikat, dan Jepang.

“Ekspor di bulan Maret masih tumbuh positif dibanding Februari di segala sektor. Hasilnya, ekspor kumulatif dari bulan Januari hingga Maret 2023 mencapai US$67,20 miliar atau tumbuh sebesar 1,60% (yoy),” katanya dalam keterangan resmi yang dikutip pada Selasa (18/4).

Sedangkan untuk impor di bulan yang sama mencapai US$20,59 miliar, atau tumbuh 29,33% dari bulan sebelumnya meski melambat dibanding periode yang sama tahun lalu (6,26% yoy). Di lihat dari jenis penggunaannya, impor barang modal masih mampu tumbuh positif, sebesar 18,49% (yoy), sementara impor bahan baku/penolong dan barang konsumsi terkontraksi masing-masing 11,17% (yoy) dan 2,92% (yoy).

Kinerja impor pada Maret 2023 ini disumbang oleh komoditas mesin elektrik, besi dan baja, dan mesin mekanis. Impor terbesar didominasi dari negara Cina, Jepang, dan Thailand. Secara kumulatif pada periode Januari-Maret 2023, impor mencapai US$54,95 miliar, terkontraksi 3,28% (yoy).

Dengan perkembangan ekspor-impor tersebut, neraca perdagangan Maret 2023 tercatat surplus sebesar US$2,91 miliar. Sedangkan secara kumulatif pada periode Januari-Maret 2023, mencapai US$12,27 miliar.

Kondisi ini membuat kinerja ekspor-impor Indonesia surplus selama 35 bulan berturut-turut. Negara penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat, India, dan Filipina dengan komoditas utama bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, dan besi dan baja.

Kinerja ekspor pada kuartal I 2023 yang cukup baik menciptakan surplus neraca perdagangan lebih tinggi dari triwulan yang sama tahun sebelumnya (Q1-2023: US$12,27 miliar; Q1-2022: US$9,3 miliar). Hal ini diperkirakan akan mendukung pertumbuhan net ekspor pada kuartal I 2023.

“Dalam laporannya di bulan April 2023, IMF memperkirakan perekonomian global melambat dari 3,4% pada tahun 2022 menjadi 2,8% pada tahun 2023, turun 0,1 poin persentase dibanding proyeksi Januari. Meski pertumbuhan Indonesia tetap diproyeksikan solid dan meningkat, Pemerintah akan terus mendorong ekspor di tengah perlambatan ekonomi global, terutama ke ASEAN, Tiongkok, dan India di mana permintaan masih tumbuh cukup tinggi seiring dengan PMI Manufaktur yang masih terus berekspansi,” jelas Febrio.

60