Home Pendidikan Terputus dari Gen Z, Pancasila Harus Dikenalkan Lagi Sesuai Gaya Anak Muda

Terputus dari Gen Z, Pancasila Harus Dikenalkan Lagi Sesuai Gaya Anak Muda

Yogyakarta, Gatra.com - Generasi Z atau gen Z yang lahir pada 1997 - 2012 dinilai mengalami keterputusan dengan Pancasila. Untuk itu, upaya sosialisasi Pancasila, termasuk melalui pusat-pusat studi, mesti dilakukan sesuai gaya anak muda.

Hal itu mengemuka dalam acara “Ngabuburit Kebangsaan: Gagasan dan Ekspresi Pancasila di Kalangan Milenial dan Gen-Z" gelaran Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Kampus Terpadu UNU Yogyakarta, Sleman, DIY, Senin (17/4).

Kepala BPIP RI Yudian Wahyudi menjelaskan acara ini menjadi upaya untuk mensosialisasikan kembali sekaligus membumikan nilai-nilai Pancasila ke generasi muda yang sempat mengalami keterputusan terhadap Pancasila sejak era Reformasi.

“Pada hari ini kita menghadapi berbagai tantangan, salah satunya krisis pemahaman dan pengamalan Pancasila pada generasi muda. Karena pada era Reformasi, Pancasila dipinggirkan, ada keterputusan kira-kira 25 tahun, sehingga generasi muda harus kita bidik kembali dalam pengelanan Pancasila,” tutur Yudian.

Melihat kondisi itu, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Standar Pendidikan Nasional yang menjadikan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib.

“Artinya secara formal pemerintah sudah menutup ruang kosong itu dan mengembalikan Pancasila sebagai mata pelajaran dengan 30 persen teori dan 70 persen praktik dan keteladanan,” katanya.

Menurutnya, fokus pada generasi ini penting karena anak-anak muda memiliki peran penting dalam menentukan arah bangsa. “Kita belajar dari sejarah, Proklamasi dimotori oleh orang-orang muda. Mereka di usia dinamis tapi kemudian mempersembahkan Proklamasi,” kata dia.

Acara ini menghadirkan diskusi interaktif bersama sejumlah anak muda pegiat di berbagai bidang. Secara khusus, “Ngabuburit Kebangsaan” juga mengundang guru-guru Bimbingan Konseling dan PPKN dari SMA/SMK/MA di Yogyakarta. Hal ini untuk memberikan pemahaman kepada guru-guru untuk memahami tantangan yang dihadapi oleh anak muda Indonesia.

Adapun Rektor UNU Yogyakarta widya Priyahita Pudjibudojo menjelaskan Ngabuburit Kebangsaan menjadi agenda kolaborasi rutin tahunan antara BPIP dan UNU Yogyakarta yang kali ini merupakan gelaran kedua.

“Tujuannya jelas ingin mensosialisasikan nilai-nilai pancasila. Istimewanya di tahun kedua ini kami mulai fokus pada anak muda dan ingin membumikan nilai Pancasila pada generasi milenial dan gen Z,” kata Widya.

Dalam kesempatan ini, UNU Yogyakarta juga meluncurkan Pusat Studi (SATU) Pancasila UNU Yogyakarta. Berbeda dari berbagai Pusat Studi Pancasila di kampus-kampus lain, SATU PANCASILA akan fokus dalam membumikan nilai-nilai Pancasila bagi generasi muda.

"Dengan menggarap generasi muda, SATU Pancasila akan tampil beda khas anak muda yang berani, fresh, kreatif, full of energy, energetic, fun, casual, colorful, optimis, dan up to date. SATU Pancasila Ingin menyatukan energi anak-anak muda untuk berkarya dan berkontribusi bagi bangsa,” kata Widya. 

Ia menjelaskan acara ini dan pendirian SATU Pancasila dilatari situasi era disrupsi saat ini yang mengubah pola kehidupan masyarakat dalam kehidupan berbangsa, terutama di kalangan anak muda.

Apalagi muncul beragam situasi disrupsi, antara lain kemajuan teknologi yang pesat, adanya perubahan demografi penduduk, hingga ancaman pandemi. "Untuk itu, di tengah situasi era disrupsi ini, upaya pengenalan Pancasila ke generasi muda perlu dilakukan sesuai gaya mereka," ujarnya..


 

 

 

 

 

 


 

277