Mataram, Gatra.com - PDIP bersama partai koalisi telah memutuskan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk maju sebagai Capres 2024 mendatang. Sejumlah pengamat menilai akan sulit bagi Ganjar Pranowo dan pasangannya nanti untuk menang di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Alasannya, sebagaimana diutarakan pengamat Politik dari UIN Mataram, Agus bahwa ada sejumlah tantangan yang relatif membuat Ganjar sulit menang di NTB. Antara lain dilihat dari basis sosiologis dan psikologis di NTB, Ganjar sebagai kader PDIP memiliki tantangan berat.

“Bagaimana Ganjar mampu meyakinkan pemilih relegius tradisional dan pemilih religius garis keras. Sebab kedua kategori pemilih ini masih kuat di NTB. Berikutnya, Ganjar bagaimana meyakinkan pemilih milenial yang jumlahnya terus bertambah dan boleh jadi di 2024 lebih dari 50% pemilih milenial,” ujarnya Selasa (2/5).

Baca juga: Masuk Bursa Cawapres, Ini Kata Menko PMK Muhadjir Effendy

Menurut Agus, kedua tantangan tersebut akan dapat diatasi tergantung dari wakil yang dipilih Ganjar. Ia menilai, jika memilih Ridwan Kamil atau Khofifah tentu akan lebih adaptif dengan pemilih di NTB dibandingkan Sandiaga Uno, baik dari pemilih religius maupun pemilih milenial.

Ia menyebut, di NTB variabel yang paling dominan menentukan sokongan elektoral Ganjar adalah calon wakil yang akan dipasangkan. Sedangkan variabel dukungan Jokowi tidak akan banyak memberikan impact elektoral.

Agus mengambil pembelajaran dari tidak efektifnya dukungan Tuan Guru kepada Jokowi pada Pemilu 2019. Saat itu Jokowi didukung oleh banyak Tuan Guru, tetapi tetap saja sulit mendongkrak elektoral Jokowi.