Home Regional Khofifah Ajak Muhammadiyah Tingkatkan Indeks Inovasi dan Daya Saing Global

Khofifah Ajak Muhammadiyah Tingkatkan Indeks Inovasi dan Daya Saing Global

Surabaya, Gatra.com – Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, memberikan apresiasi jejaring Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang memiliki potensi besar untuk mencetuskan buah pikiran produktif menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) bangsa Indonesia.

Khofifah menyampaikan apresiasi tersebut saat menghadiri Rapat Kerja Nasional Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah, Selasa (2/5).

"Setidaknya ada beberapa PR yang harus bersama-sama kita ikhtiarkan. Pertama, tentang Indeks Daya Saing Global (Global Competitiveness Index)," katanya.

Orang nomor satu di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim tersebut menyebutkan, Indeks Daya Saing Global Indonesia berada di peringkat ke-44. Sedangkan Singapura berada di peringkat 3, Malaysia peringkat ke-32,  dan Thailand peringkat 33.

Khofifah menegaskan bahwa Indeks Daya Saing Global ini mengukur efisiensi suatu negara dalam memanfaatkan faktor-faktor produksinya untuk memaksimalkan produktivitas faktor total dan mencapai pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Berdasarkan Indeks Daya Saing Global 2022, Indonesia masih berada di bawah Singapura, Malaysia, bahkan Thailand.

Selanjutnya, Khofifah memaparkan Indeks Inovasi Global Tahun 2022 (Global Innovation Index). Dalam indeks ini, posisi Indonesia juga berada di bawah Singapura dan Malaysia.

"Global Innovation Index 2022, Indonesia berada di peringkat ke-75. Sedangkan Singapura berada di peringkat 7 dan Malaysia di peringkat 35," ujarnya.

Begitu pula dalam Global Talent Competitiveness Index 2022 rangking, Indonesia berada di peringkat ke-82, di bawah Filipina (80), Thailand (75), Vietnam (74), Malaysia (45), Brunei Darussalam (41), dan Singapura (2).

"Ini adalah PR kita sebagai bangsa. Perguruan Tinggi Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk mencetuskan pikiran produktif yang bisa menjadi rekomedasi strategis dalam meningkatkan daya saing Indonesia," katanya.

Ia menyebutkan, sebanyak 171 perguruan tinggi di bawah naungan Muhamamdiyah, kemudian perguruan tinggi swasta Islam lainnya, perguruan tinggi swasta serta perguruan tiinggi negeri untuk bersama-sama mengikhtiarkan PR tersebut.

"Terlebih, Muhammadiyah telah memiliki perguruan tinggi di Malaysia dan akan membuka perguruan tinggi di Australia. Saya rasa ini merupakan potensi koneksitas yang besar dan sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas SDM bangsa Indonesia," ujarnya.

Ketua Umum PP Muslimat NU ini menekankan pentingnya menjadi game changer. Menurutnya, dalam menghadapi ketidakpastian global ini, perlu menanamkan semangat untuk menjadi sosok pembawa perubahan atau game changer dalam diri masing-masing.

Khofifah selalu menyampaikan pesan tersebut kepada semua elemen masyarakat. Tak hanya civitas akademika namun juga para ASN di lingkungan Pemprov Jatim.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyampaikan terima kasih atas bersedianya Gubernur Khofifah untuk menyampaikan pentingnya peran perguruan tinggi dalam meningkatkan dan membangun negeri ini.

"Saya rasa tidak perlu nuntut, karena kami akan berseiring untuk meningkatkan dan membangun negeri kita tercinta," katanya.

Ia kemudian mengatakan bahwa forum strategis ini adalah salah satu bagian dari pilar kemajuan bangsa. "Seiring dinamika perubahan zaman, penting untuk kita ber-muhasabah dan melakukan instrospeksi ke depan jika ingin lebih maju," lanjutnya

Menurutnya, hal tersebutlah yang menjadi titik perenungan. Bahwa bangsa kita yang kaya, luas dan sejarah heroik, tapi pada saat yang sama, Indonesia juga punya anak bangsa yang potensial untuk maju.

"Jika ada ketertinggalan dari bangsa lain, maka ini berarti ada langkah yang kurang progresif atau salah langkah dalam membangun potensi. Inilah pentingnya pembangunan secara kolektif dari lintas sektor strategis," kata Haedar

Dari hal tersebutlah, ia menyampaikan peran penting dalam semangat Islam berkemajuan. "Mari kita konstektualisasikan teori Islam berkemajuan menjadi mindset kita. Jadi kita bisa tahu dan paham. Saya melihat, Muhammadiyah punya peluang untuk menjawab tantangan Islam pada dunia sekular," ujarnya

Kemudian, ia menyampaikan bahwa pandangan Islam berkemajuan adalah berakar dari ayat-ayat Al-Qur'an yang dikontekskan pada zaman. "Dengan tentunya tidak meninggalkan unsur humanisme. Ini akan menjadi gerakan yang mampu membangun peradaban ketika semuanya digabungkan," katanya

Di sinilah menurutnya dibutuhkan sosok pemimpin yang memiliki kemampuan analisis data sehingga bisa melahirkan langkah progresif. "Mudah-mudahan ini bisa menjadi bahan diskusi dan inspirasi bagi kita semua," katanya.

Sebanyak 450 peserta dari seluruh Indonesia mengikuti Rakernas yang bertemakan “Mewujudkan Perguruan TInggi Muhammadiyah Aisyiyah yang Bertata Kelola Baik, Unggul, dan Holistik untuk Memajukan Indonesia dan Mencerahkan Semesta”.

Kegiatan yang digelar di Hotel JW Marriott selama 2 hingga 4 Mei 2023 ini, menjadi wadah untuk menyusun strategi penguatan tata kelola perguruan tinggi yang baik (good university governance) menuju Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah unggul.

30