Home Hukum KKB Rilis Foto Rampasan Senjata yang Diduga Milik Anggota TNI

KKB Rilis Foto Rampasan Senjata yang Diduga Milik Anggota TNI

Jakarta, Gatra.com- Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang disebut juga Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) merilis foto salah satu jasad anggota TNI dan juga beberapa foto sejumlah barang yang telah dirampas setelah melakukan penyerangan pada 15 April 2023 di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Dari empat foto yang dirilis, salah satu foto memperlihatkan beberapa anggota pasukan TPNPB sedang menodongkan senjata laras panjang ke arah jenazah yang menurut mereka adalah anggota Kopassus TNI.

Sementara tiga foto lainnya, menunjukkan hasil rampasan berupa sejumlah amunisi peluru, puluhan magazen, belasan alat komunikasi (HP & HT), granat, dan beberapa barang lainnya.

Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan, petinggi kelompoknya, Terryanus Satto, telah menerima laporan dari Perek Kogoya yang membenarkan bahwa pasukannya telah menembak 16 anggota TNI.

"Kami sudah tembak 16 anggota TNI itu benar dan bukan hoaks," tegas Sebby dalam siaran persnya yang diterima, Kamis (4/5).

Ia menuturkan, militer dan polisi Indonesia boleh saja menyangkal di hadapan publik tentang jumlah korban TNI yang ditembak mati, namun apa yang disampaikan TPNPB adalah fakta.

"Oleh karena itu, kami cantumkan foto bukti anggota TNI yang tembak mati dan juga semua peralatan anggota TNI yang kami rampas. Ini merupakan salah satu bukti dari sekian anggota TNI yang kami tembak, dan laporan ini langsung dikirim dari Ndugama Derakma," tuturnya.

Lebih lanjut Sebby menjelaskan bahwa penembakan 16 anggota TNI ini adalah bagian dari pembalasan atas gugurnya Wisurul Gwijangge, Komandan Batalion Mam, yang ditembak pada 15 Maret 2023 dini hari.

"Pukul 1 pagi, gabungan teroris Kopassus TNI-Polri melakukan penyerangan ke Pos Markas Esa Distrik Mam Mugi, Kabupaten Nduga. Peristiwa tersebut mengakibatkan 2 pasukan TPNPB kena tembak, 1 gugur di tempat atas nama Wisurul Gwijangge dengan jabatan/pangkat komandan batalion mam, dan yang satunya lagi luka-luka atas nama Emepben Gwijangge," jelas dia.

Berangkat dari peristiwa itu, Egianus Kogoya menyatakan akan melakukan tindakan pembalasan kepada TNI-Polri.

"Sebab selama kami tahan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Brigjen Egianus Kogoya sudah perintahkan anak buahnya untuk tidak boleh menembak teroris TNI-Polri. Dia tahan sandera untuk menyeret Indonesia, supaya Indonesia bersedia atau mau duduk melakukan perundingan sampai Papua merdeka," terang Sebby.

"Kami juga sudah baca berita-berita di media yang mana dari pemerintah Selandia Baru melalui perwakilan mereka menyatakan kepada pemerintah Indonesia untuk tidak melakukan operasi militer, sebab menurut mereka akan membahayakan warga negara Selandia Baru yang di sandera di markas TPNPB OPM KODAP III Nduga Derakma," lanjutnya.

Sebby menegaskan, agar TNI-Polri tidak melakukan pembohongan publik. "Jadi, kami perlu sampaikan bahwa pimpinan militer dan polisi Indonesia setop pembohongan publik, karena mayat anggota TNI lain yang pasukan TPNPB tembak mati masih membusuk, dan hanya 5 anggota TNI yang sudah evakuasi," tegas dia.

Sebby mengatakan, pihaknya merilis siaran pers bersamaan dengan sejumlah foto agar diketahui oleh publik secara nasional maupun internasional.

"Hal ini kami umumkan supaya rakyat Indonesia perlu mengetahuinya, karena petinggi militer dan polisi Indonesia selalu melakukan pembohongan publik, dan dengan terang-terangan Panglima TNI menyembunyikan kematian anggota TNI, dan hal ini kami ketahui bahwa mereka panik dan malu karena pasukan elite telah ditembak mati oleh Pasukan TPNPB yang memiliki kekuatan alam," ujar Sebby.

Dia juga mengatakan, masih banyak barang rampasan lainnya seperti alat komunikasi HT, telpon satelit, camera drone, dan sebagainya, yang dirampas selain selain barang-barang yang ditampilkan di dalam foto.

1114