Home Gaya Hidup Tren Gaya Hidup Vegan Terus Meningkat

Tren Gaya Hidup Vegan Terus Meningkat

Jakarta, Gatra.com- Wasekjen dan Humas Indonesia Vegetarian Society (IVS), Karim Taslim mengatakan bahwa dalam 3 tahun terakhir terjadi peningkatan trend gaya hidup vegan. Baik itu dari sisi komunitas hingga industrinya di mana saat ini ada 2 ribu restoran vegetarian dan vegan.

Karim menjelaskan bahwa secara statistik komunitas vegan di Indonesia ada sekitar 1% atau 25 juta orang. "Mereka lebih condong menjadikan itu sebagai lifestyle," dalam ajang ‘The 8th WVO Conference & Vegan Festival 2023’, bersamaan dengan ‘World Vegan Film (Asia)’, dengan tema "Go VEGAN di Jakarta, Sabtu (13/5).

Trend tersebut diyakini Karim juga akan terus meningkat terutama, karena kehadiran komunitas ini meningkatkan industrinya juga. Misal potensi besar adalah munculnya perusahaan artificial meat tahu daging buatan yang bermunculan di dunia.

Beberapa isu juga muncul yang membuat gaya hidup vegan meningkat, seperti isu lingkungan saat industri berebutan lahan untuk tanam. Lalu perubahan iklim dan krisis iklim yang berdampak pada ketahanan pangan. "Bayangkan untuk satu ekor sapi saja membutuhkan 16 kilogram kacang-kacangan sebagai pakan," katanya.

Baca juga: Presiden Vegan Society of Indonesia, Susianto: Ibu Hamil Boleh Tetap Vegan

Gaya hidup vegan menjadi pilihan yang menarik banyak pihak saat ini. Hal itu juga diakui oleh Award Winning Film Director & Producer of Cowspiracy: The Sustainability Secret, Keegan Kuhn.

Keegan mengatakan bahwa sebagai seorang anak yang dilahirkan dari ibu vegan, ia terbiasa dengan hidup sebagai seorang yang menjaga diri dan tidak boleh menyakiti orang lain, termasuk dalam pola makan juga. "Tidak boleh menyakiti menjadi lifestyle dan akhirnya membuat film yang fokus isu ini," katanya.

Menurut dia, generasi muda bisa setuju dengan hidup sebagai vegan dalam konteks hidup sehat termasuk juga untuk menjaga perubahan iklim. "Di Amerika Serikat orang sudah mulai mengerti dan menjadi mainstream bahwa vegan untuk kesehatan," katanya.

Pendiri & Presiden Organisasi Vegan Dunia (WVO), Dr. Susianto menambahkan, stigma bahwa makanan vegan mahal adalah hal yang salah. Berikutnya adalah bahwa anggapan seorang vegan yang akan kekurangan protein juga sebagai hal yang tidak benar.

Baca juga: Kebanyakan ‘Daging’ pada 2040 Tak Akan Berasal dari Hewan

Dr. Susianto menyebut bahwa sebagai nutrisi yang tinggi akan protein dan kalsiumnya bahkan 10 kali dari daging sapi. Riset juga menyebut bahwa anak yang dilahirkan dari seorang ibu vegan memiliki rata-rata berat lahir yang lebih tinggi dari yang tidak yakni 3,1 kg.

Untuk menjadi seorang vegan, Dr. Susianto  bahwa secara saintifik kehidupan bisa dilakukan dalam satu malam. Namun hal itu harus dilakukan secara perlahan. "Tapi jangan lama-lama, misal mulai mengurangi daging merah, lalu daging putih, seafood dan telur. Sebagai adaptasi," jelasnya.

1205