Home Ekonomi Bappenas: Perekonomian Harus Tumbuh Setidaknya 7 Persen Agar Jadi Negara Maju

Bappenas: Perekonomian Harus Tumbuh Setidaknya 7 Persen Agar Jadi Negara Maju

Jakarta, Gatra.com - Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Vivi Yulaswati menyebutkan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mencapai 7% agar menjadi negara maju pada 2045 mendatang.

Vivi mengatakan, cita-cita tersebut didorong melalui industrialisasi, hilirisasi pada komoditas-komoditas, salah satunya nikel, bauksit dan juga tembaga.

“Kita ingin tumbuh setinggi-tingginya, kita ingin keluar dari middle-income trap, dan juga masuk menjadi negara maju pada tahun 2045, tentunya kita dorong melalui industrialisasi, hilirisasi, dan sebagainya yang membutuhkan darah,” kata Vivi dalam acara diskusi publik di Bengkel Diplomasi Sekretariat FPCI, Jakarta Selatan pada Jumat (19/5/2023).

Hilirisasi tersebut kata Vivi, salah satunya melalui program kemitraan Indonesia dengan sejumlah negara maju melalui Just Energy Transition Partnership (JETP) yang disepakati oleh para pemimpin negara di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali tahun 2022 lalu.

“Konteks JETP sebagai katalis kita untuk mengakselerasi semua effort untuk memenuhi komitmen, sekaligus kita tumbuh setinggi-tingginya, at least 7% untuk kita keluar dari middle-income trap, tapi (energinya) harus bersih,” tutup Vivi.

Untuk diketahui, Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan Indonesia hanya memiliki waktu 22 tahun untuk merealisasikan menjadi negara maju pada tahun 2045 mendatang.

"Pertumbuhan 5% ke depan tidak bisa membawa Indonesia keluar dari middle income trap. Kita harus tumbuh 6% - 7% supaya keluar dari middle income trap sebelum 2045," katanya dalam Konsultasi Publik Penyusunan RPJPN 2025-2045 secara virtual pada Jumat (19/5/2023).

Pertumbuhan ekonomi 7% tersebut dengan Produk domestik bruto (PDB) nominal senilai Rp9,8 triliun. "Produktivitas ini menjadi kunci keberhasilan untuk kita bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dari 5% menuju 6% sampai 7%. Tanpa peningkatan produktivitas, ekonomi kita akan stuck di rata-rata 5%," ujar Amalia.

59