Home Nasional Muak Pemerintahan Tak Sesuai Tujuan Reformasi, Pergerakan '98 Rapatkan Barisan

Muak Pemerintahan Tak Sesuai Tujuan Reformasi, Pergerakan '98 Rapatkan Barisan

Jakarta, Gatra.com – Pejuang Kebangkitan Pergerakan '98 yang terdiri eksponen aktivis '98 lintas elemen mulai merapatkan barisan karena muak dengan jalannya pemerintahan negeri ini tidak sesuai dengan amanat dan cita-cita Reformasi 1998.

“Teman-teman merapatkan barisan, kita sudah muak,” kata Mahendra Uttunggadewa, Koordinator Pejuang Kebangkitan Pergerakan '98 di Jakarta, Sabtu malam (20/5).

Pihaknya merapatkan barisan untuk melanjutkan perjuangan yang disampaikan pada tahun 1998. Terlebih, tujuan atau cita-cita Reformasi masih sangat jauh panggang dari api.

“Kami meminta maaf kepada seluruh bangsa Indonesia bahwa Reformasi telah gagal kami kawal sehingga situasi hari ini, kita menemukan sangat menyedihkan dalam konteks bertanah air, berbangsa, dan bernegara,” ujarnya.

Aktivis yang karib disapa Dandhi ini memanggil pihaknya untuk kembali merapatkan barisan bahwa perjuangan belum selesai. “Kami akan bangkit. Kami tidak akan pernah berhenti dan kepentingan bangsa di atas segalanya, itu menjadi komitmen kita bersama,” katanya.

Juru Bicara Pejuang Kebangkitan Pergerakan '98, Embay Supriyantoro, menyampaikan, tuntutan Reformasi 1998 di antaranya hapuskan Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN). Nyatanya belum terwujud bahkan kini kian parah.

Juru Bicara Pejuang Kebangkitan Pergerakan '98, Embay Supriyantoro, menyampaikan, tuntutan Reformasi 1998 di antaranya hapuskan Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN). Nyatanya belum terwujud bahkan kini kian parah. (GATRA/Iwan Sutiawan)

“Maklumat ini konteks hari ini, yang paling utama adalah, kalau bicara korupsi sampai hari ini masih ada,” ujarnya.

Bahkan, lanjut Embay, kalau bicara sebelum 1998, korupsi itu hanya terpusat di Cendana. Kini, korupsi telah menyebar sampai ke tingkat kepala desa. Begitupula dengan pejabat pemerintahan maupun anggota DPR banyak terlibat korupsi.

“Jokowi menjabat dua periode, sudah ada lima menteri yang ditangkap. [Teranyar Menkominfo Johnny G Plate yang merugikan Rp8 triliun lebih],” ujarnya.

Menurutnya, maklumat Pejuang Kebangkitan Pergerakan '98 yang terdiri 8 poin ini ditujukkan kepada seluruh rakyat Indonesia, atau tidak hanya elemen lembaga negara. “Ini ke seluruh bangsa Indonesia bahwa perjuangan kita masih berlanjut,” ujarnya.

Acara ini juga merupakan ajang halalbihalal para aktivis '98 serta menyikapi 25 tahun bergulirnya Reformasi. “Tentunya, momentum ini bukan hanya sekadar ketemu, tetapi kita juga melakukan refleksi ke depan seperti apa, ini penting di tengah situasi seperti ini,” ujar Dandhi.

359