Home Ekonomi Shell Gandeng Pengusaha Lokal Bisnis SPBU, Ini Jumlah Investasinya

Shell Gandeng Pengusaha Lokal Bisnis SPBU, Ini Jumlah Investasinya

Jakarta, Gatra.com – Head of Daeler Network Shell Indonesia, Agung Saputra, mengatakan, pihaknya terus menggandeng pengusaha khususnya lokal untuk bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

“Kita sudah sejak kurang lebih tahun 2016 membuka kesempatan untuk kemitraan, partnership dengan pengusaha-pengusaha lokal yang ingin punya dan mengopersikan SPBU Shell,” katanya di Jakarta pada pekan ini.

Agung menjelaskan, pihaknya menggandeng mitra untuk membangun SPBU bukan hanya fokus di Jakarta, tetapi juga sejumlah kota lainnya yang menjadi penyangga Jakarta serta beberapa kota di Pulau Jawa dan Sumatera.

“Kita juga masuk di kota lapis kedua, syukur alhamdulillah kita sudah berkembang cukup pesat, baik jumlah SPBU dan mitranya,” kata dia.

Ia menjelaskan, ada dua model SPBU yang digarap Shell bersama mitra, yakni modular atau kontainer dan konvensional. Adapun SPBU modular ini dikembangkan di kota-kota lapis kedua atau kota penyangga.

“Sofar sampai hari ini sudah ada 30 SPBU Shell [modular] dari 209 semua SPBU yang ada di Indonesia. 30-nya dimiliki oleh mitra, seperti Pak Iskandar termasuk pengusaha-pengusaha di daerah,” katanya.

Ia menyampaikan, pihaknya memberikan kesempatan kepada pengusaha-pengusaha lokal atau daerah untuk membantu pemerintah menyalurkan BBM nonsubsidi kepada masyarakat di daerah.

“Kita ingin membuka kesempatan seluas-luasnya bagi pengusaha daerah, bahkan ada 1-2 SPBU itu milik koperasi,” katanya.

Sedangkan ketika ditanya berapa investasi untuk menjadi mitra Shell guna membangun SPBU, Agung menjelaskan, angkanya tergantung lokasi dan jenis SPBU yang dipilih. Selain itu, lokasi harus lulus uji feasibility study (FS).

“Untuk pembangunan SPBU konvensional, di Tendean, Jakarta, misalnya, itu agak besar, 6 pompa kurang lebih, misal tarolah untuk biaya pembangunan kurang lebih Rp10 miliar,” katanya.

Angka itu tidak seutuhnya menjadi kewajiban yang harus dipenuhi mitra selain tanah. Karena Shell, kata dia, akan ikut andil sebesar 30-50% dan nantinya itu akan menjadi milik mitra.

“Investasinya [dari Shell] dalam bentuk equipment untuk standarkan safety dan layanan. Kemudian juga dalam bentuk cash support,” ujarnya.

Cash support ini diberikan karena bisnis tidak bisa langsung ramai dan tumbuh di tahun pertama dan beberapa tahun setelahnya. Terlebih, mitra sudah banyak mengeluarkan dana atau investasi untuk mendirikan SPBU.

“Shell itu support mitra untuk menyubsidi biaya operasionalnya supaya dia tutup biaya operasional sampai bisnisnya bisa survive dan untung,” katanya.

Sedangkan untuk SPBU modular atau kontainer, lanjut Agung, angka investasinya sekitar Rp4-5 miliar. Polanya juga sama seperti untuk mitra SPBU konvensinal. “Shell juga investasi,” katanya.

Ia menjelaskan, untuk menjadi mitra Shell tidak ada join fee. Ini juga berlaku bagi mitra lama yang ingin kembali membuka SPBU. Selain menyiapkan dana atau modal yang disebutkan di atas, mitra juga harus mempunyai perusahaan berbadan hukum, baik itu dalam bentuk CV, PT maupun koperasi.

“Pertama, harus punya badan usaha. Ini untuk urusan pajak, perizinan, dan lain-lain. Kedua, kita akan lihat lokasinya, mitra dan Shell visit bareng-bareng, kita analisa bareng-bareng potensi penjualan, volume, investasinya berapa, lalu bagi hasilnya gimana, sehingga ketahuan retun-nya,” kataa dia.

Untuk tahun ini, kata Agung, pihaknya fokus untuk menggandeng pengusaha nasional maupun lokal untuk mendirikan SPBU di lima provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat (Jabar), Jawa Timur (Jatim)?, Banten, dan Sumatera Utara (Sumut).

“Kita lebih dalam, misal kalau Jatim tidak hanya Surabaya, tapi lebih ke pinggir. Di mana demand dan penerimaannya dari pengusaha lokal juga kuat,” katanya.

Iskandar Simarmata, pengusaha SPBU yang menjadi mitra Shell Indonesia, mengatakan, bisnis SPBU masih menjanjikan di Indonesia meski perlahan ada pergeseran penggunaan kendaraan listrik, baik mobil maupun sepeda motor.

“Bisnis SPBU ini masih mempunyai peluang bisnis yang besar karena kita lihat populasi kendaraan yang menggunakan BBM masih cukup banyak di Indonesia,” katanya.

Ia menjelaskan, sama dengan bidang bisnis lainnya, tentunya bisnis di bidang ini juga terdapat tantangan dan kendala yang harus dihadapi dan diatasi, karena pada prinsipnya, apapun bidang usahanya, itu merupakan suatu keniscayaan.

“Kalau bicara bisnis, pasti ada kendala, tapi kita harus optimis. Artinya, bidang usaha apapun kalau ditekuni, punya komitmen yang kuat, ya rasanya walaupun ada masalah pasti bisa dilalui,” kata pemilik 5 SPBU Shell di sejumlah kota tersebut.

214