Home Regional Petani Kabupaten Semarang Siap Hadapi Kekeringan Fenomena El Nino

Petani Kabupaten Semarang Siap Hadapi Kekeringan Fenomena El Nino

Semarang, Gatra.com - Para petani di Kabupaten Semarang Jawa Tengah (Jateng) siap menghadapi ancaman kekeringan akibat pengaruh fenomena El Nino yang membuat musim kemarau menjadi lebih panjang.

Ketua Kelompok Tani Albarokah Kabupaten Semarang, Musthofa, menyatakan telah menyiapkan langkah antisipasi mengahadapi kekeringan akibat El Nino.

“Para petani sudah kami informasikan untuk menyiapkan benih-penih padi yang bisa ditanam lebih cepat panen,” katanya dihubungi wartawan, Kamis (25/5).

Kelompok Tani Albarokah merupakan kelompok tani yang sudah puluhan tahun konsisten memproduksi pangan organik, serta sering menerima bantuan serta penyuluhan dari pemerintah sehingga kesiapan mereka menghadapi bencana kekeringan menjadi lebih baik.

Menurut Musthofa, pada musim kemarau tahun ini, para petani di Kabupaten Semarang diminta untuk menanam benih padi yang usia tanam pendek serta alternatif menanam kacang-kacangan, seperti kacang merah, kajang hijau, kedelai, dan sebagainya untuk masa tanam pertengahan hingga akhir tahun.

Di samping itu, ia sudah membuat sumur resapan di dekat lahan pertanian, sebagai langkah antisipasi jika terjadi kekeringan di masa depan.

“Kami sudah menyiapkan jauh-jauh sebelumnya beberapa sumur resapan, sehingga bisa mencukupi untuk kebutuhan tanam padi saat kemarau,” ujarnya.

Musthofa menambahkan sebenarnya sudah ada bantuan pemerintah berupa jaringan irigasi tersier di Kabupaten Semarang yang mampu menjangkau lebih banyak lahan-lahan pertanian.

“Jaringan irigasi ini setidaknya mampu membantu pasokan air bagi para petani. Tapi kalau kekeringan panjang itu tidak menjangkau semua, sehingga menyiapkan sumur resepan,” ujar Musthofa.

Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika MKG, Jawa Tengah akan terkena dampak El-Nino yang menyebabkan musim kemarau berkepanjangan. Puncak El Nino akan terjadi pada Agustus 2023.

Sementara itu, Kementerian Pertanian berupaya menyiapkan langkah mitigasi agar bencana kekeringan dapat diminimalisir agar jumlah gagal panen tidak meningkat.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, sebelumnya menyatakan menghadapi El Nino, pihaknya telah mengadakan beragam pelatihan dari penyuluh, serta program asuransi pertanian hingga pembanguan waduk atau embung dan juga perbaikan irigasi.

"Fenomena El Nino merupakan ancaman serius terhadap produksi pangan, baik di subsektor tanaman pangan, peternakan dan perkebunan, sehingga diperlukan langkah antisipasi dan adaptasi dengan pelatihan petani dan penyuluh,” katanya.

61