Home Internasional Wagner Akui 20.000 Tentaranya Tewas di Bakhmut, Tuding Pimpinan Militer Rusia Tak Kompeten

Wagner Akui 20.000 Tentaranya Tewas di Bakhmut, Tuding Pimpinan Militer Rusia Tak Kompeten

Bakhmut, Gatra.com - Sekitar 20.000 tentara dari kelompok tentara bayaran Wagner Rusia tewas dalam pertempuran selama berbulan-bulan untuk menguasai wilayah Bakhmut di Ukraina timur.

Pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin mengatakan, pihaknya telah merekrut sekitar 50.000 tahanan untuk berperang bersama Wagner dalam perang Rusia di Ukraina dan sekitar 20 persen dari mereka telah terbunuh.

Sejumlah tentara yang dikontrak juga tewas dalam pertempuran itu, kata Prigozhin kepada ahli strategi politik Rusia, Konstantin Dolgov dalam wawancara video yang diposting di saluran Telegram Grup Wagner pada Rabu (24/5) kemarin.

Akhir pekan ini, Wagner dan militer Rusia mengeklaim telah menguasai Bakhmut, yang telah hancur akibat pertempuran berkepanjangan. Presiden Rusia Vladimir Putin turut memberi selamat kepada angkatan bersenjata tersebut. Namun kubu Kyiv mengatakan pasukannya terus berjuang untuk merebut wilayah itu.

Prigozhin, seorang pengusaha yang pengaruhnya makin dalam sejak Rusia memulai invasi besar-besaran ke Ukraina lebih dari setahun yang lalu.

Ia dengan pedas mengkritik kepemimpinan militer negara itu, menuduh Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov tidak kompeten.

Ia sempat melontarkan kritik yang mengatakan rakyat biasa di Rusia terus mengirim anak-anak mereka ke dalam peti mati, sementara anak-anak dari kalangan elit Rusia justru bebas bersantai dalam liburannya.

Dalam video terbarunya, Prigozhin pun mewanti-wanti bahwa Rusia akan menghadapi kekacauan seperti pada tahun 1917 silam yang membawa Bolshevik ke tampuk kekuasaan. “Perpecahan ini bisa berakhir seperti tahun 1917 dengan revolusi,” katanya.

“Pertama, para prajurit akan berdiri dan setelah itu, orang yang mereka cintai akan bangkit,” katanya. “Sudah ada puluhan ribu dari mereka – kerabat dari mereka yang terbunuh. Dan mungkin akan ada ratusan ribu – kita tidak bisa menghindarinya.” lanjutnya.

Tahun lalu, Prigozhin mengunjungi berbagai penjara Rusia dalam upaya meyakinkan narapidana untuk bertarung dengan Wagner di Ukraina dengan imbalan amnesti jika mereka selamat dari pertempuran dan kembali ke rumah.

Pemimpin tentara bayaran paling kuat di Rusia itu sempat mengatakan Ukraina sedang mempersiapkan serangan balasan yang bertujuan mendorong pasukan Rusia kembali ke perbatasannya sebelum 2014, ketika Moskow menginvasi dan kemudian mencaplok Krimea.

Menurutnya, Ukraina akan mencoba mengepung Bakhmut, fokus pertempuran sengit di bagian timur dan menyerang Krimea. “Kemungkinan besar, skenario ini tidak akan baik untuk Rusia sehingga kita perlu mempersiapkan perang yang sulit,” kata Prigozhin dalam wawancara tersebut.

“Kita berada dalam kondisi sedemikian rupa sehingga kita bisa kehilangan Rusia – itulah masalah utamanya. Kita perlu memberlakukan darurat militer.”

Serangan di wilayah Belgorod Rusia, yang Moskow tuduhkan pada Ukraina, adalah contoh lebih lanjut dari kegagalan kepemimpinan militer. Ia memperingatkan bahwa Ukraina akan berusaha menyerang lebih dalam ke wilayah Rusia.

Ia menilai Rusia perlu memobilisasi lebih banyak orang dan mengarahkan ekonominya secara eksklusif untuk perang.

Prigozhin dikenal karena ledakan sumpah serapahnya yang diarahkan pada Shoigu dan Gerasimov. Awal bulan ini, ia menuding kepala pertahanan Rusia gagal memberikan amunisi yang cukup kepada tentaranya dan mengancam akan mundur dari Bakhmut.

Dia memfilmkan video di depan deretan mayat yang disebut sebagai pejuang Wagner yang mati saat dia melontarkan makian pada Shoigu dan Gerasimov.

 

201