Home Regional Semangat Kebangkitan dalam Refleksi 17 Tahun Gempa Yogya lewat Pameran Foto dan Ketoprak

Semangat Kebangkitan dalam Refleksi 17 Tahun Gempa Yogya lewat Pameran Foto dan Ketoprak

Bantul, Gatra.com – Lewat pameran foto dan pementasan ketoprak, hasil refleksi 17 tahun gempa besar Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, ingin menyampaikan pesan tentang kebangkitan dan ketahanan.

Gempa adalah masa lalu yang harus terus diingat dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kondisi alam yang rawan bencana.

Tanpa ingar bingar, wartawan yang tergabung dalam Pewarta Foto Indonesia (PFI) DIY menghadirkan kembali ingatan peristiwa besar pada 27 Mei 2006 silam melalui gambar.

Berlangsung 26 Mei sampai 2 Juni, pameran ‘Kilas Pitulas’ yang berlangsung di warung mie ayam di Ngaglik, Sleman, ini menampilkan 59 karya foto dokumentasi jurnalistik.

“Gempa membawa penderitaan dan kehancuran, namun dalam kisah-kisah yang tersembunyi di balik reruntuhan, ditemukan semangat kebangkitan dan ketahanan yang menginspirasi,” jelas Ketua Penyelenggara Aka Rahman, Jumat (26/5).

Karya-karya yang dipamerkan mencoba mengabadikan momen-momen penting selama dan setelah gempa. Foto-foto memperlihatkan perjuangan masyarakat dalam menghadapi bencana, serta upaya membangun kembali kehidupan mereka.

Foto-foto itu juga menggambarkan semangat kebangkitan dan ketahanan masyarakat setelah gempa. Menunjukkan kekuatan manusia dalam menghadapi tantangan dan mengatasi kesulitan.

“Kami ingin menampilkan solidaritas dan kebersamaan antara masyarakat dalam melewati proses pemulihan dan kerja keras membangun kembali rumah, sekolah, dan infrastruktur yang rusak,” lanjutnya.

Rahman menyebut, melalui pameran pengunjung diajak merenungkan kekuatan manusia dalam menghadapi bencana alam dan mengatasinya.

Refleksi juga dilaksanakan Pemkab Bantul dengan menggelar pementasan ketoprak berjudul ‘Gumregah’ di monumen peringatan gempa di Dusun Potrobayan, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Jumat malam.

Wakil Bupati Bantul Joko B Purnomo ikut bermain dan berperan sebagai petani di ajang yang dimainkan oleh anggota Forum Komunitas Ketoprak Bantul.

“Gumregah ini menggambarkan sikap warga Bantul untuk menjadikan gempa sebagai sebuah ingatan. Meski berada di daerah rawan gempa, masyarakat kita minta tetap melanjutkan pembangunan,” jelasnya.

Menurut Joko, refleksi tahunan bagi Pemkab Bantul menjadi momentum penting untuk terus mengingatkan masyarakat akan hadirnya potensi bencana alam.

Hal ini mengingat lembaga negara dan perguruan tinggi menyatakan Bantul memiliki Sesar Opak yang berpotensi menimbulkan gempa yang lebih besar.

131