Home Politik KIB Diujung Tanduk, Rektor Paramadina Sebut Munculnya Poros Golkar-PAN Jadi Rasional

KIB Diujung Tanduk, Rektor Paramadina Sebut Munculnya Poros Golkar-PAN Jadi Rasional

Jakarta, Gatra.com - Rektor Universitas Paramadina, Didik J Rachbini menilai bahwa gonjang-ganjing Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) setelah PPP dikabarkan bakal menyebrang ke PDI Perjuangan, menjadi peluang bagi Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk muncul sebagai poros keempat. Seperti diketahui, tiga nama besar yang terus bergaung dalam hiruk-pikuk jelang pesta demokrasi 2024 hanya berkutat pada Ganjar, Prabowo dan Anies.

"PAN dan PKB sedang melakukan reorientasi kemana arah dukungan selanjutnya setelah KIB bubar.  Momentum transisi ini sangat berpeluang besar bagi Golkar, dan PAN untuk membuat membuat poros ke-4 demi memperkuat ketahanan partai," kata Didik dalam keterangannya dikutip Ahad (28/5).

Menurutnya, bila Golkar dan PAN hanya mengekor pada partai tiga kandidat calon presiden (capres) yang ada tidak akan mendapat tambahan suara. Dampak positifnya, kata Didik, hanya akan dinikmati partai Gerindra. 

"Golkar tidak mendapat apa-apa dalam hal votes, kecuali jatah menteri. Itu pun jika menang," tuturnya.

Didik menilai, keputusan Golkar mengusung Airlangga Hartarto sebagai Capres bakal membuat dinamika partai beringin hidup selama pilpres dibandingkan bila mengusung kader partai lain. Di sisi lain, menurut dia wakil dari kader PAN  bisa bergabung dengan Golkar.

"Apalagi jika Golkar berhitung matematis votes secara strategis mengusung kader barunya, Ridwan Kamil, sebagai calon presiden, maka suara jawa barat akan disapu bersih.  Golkar akan mendapat manfaat besar dalam demokrasi terbuka ini," ucapnya.

Ia berujar, koalisi yang lebih tersebar berpeluang menghindari dominasi kekuasaan yang otoriter seperti sekarang ini. Pasalnya Didi menilai koalisi sebesar 82% di parlemen menyebabkan demokrasi terancam dengan wajah pemerintah dan aparat yang sudah otoriter.

Karena itu, Didik berpendapat bahwa strategi koalisi pilpres dengan poros baru keempat (Golkar dan PAN) akan menyebabkan pilpres dua tahap masuk ke perputaran kedua.  Dua pasangan akan lanjut, partai-partai yang kalah berada di posisi ketiga dan keempat akan berhitung lagi dengan pembentukan koalisi baru.

"Golkar dan PAN tidak akan kehilangan kesempatan berkiprah pada putaran kedua ini," jelasnya.

Didik memprediksi, Pilpres dengan tiga atau empat pasangan calon tetap memungkinkan adanya pemilu dua putaran. Ia menekankan, masuknya poros ke empat Golkar dan PAN tidak akan mengubah kemungkinan tersebut. Dengan begitu, Airlangga dan Zulkifli Hasan disebut meraup keuntungan elektabilitas partainya.

"Jadi, inisiatif poros keempat bisa dikatakan rasional dilihat dari kepentingan partai-partai yang terus bersaing satu sama lain," imbuhnya.

99