Home Politik KPU dan Bawaslu Perlu Bentuk Tim Task Force Bayangan Antisipasi dan Cegah Serangan Klenik

KPU dan Bawaslu Perlu Bentuk Tim Task Force Bayangan Antisipasi dan Cegah Serangan Klenik

Mataram, Gatra.com – Lembaga Kajian Sosial Politik Mi6 menyarankan Penyelenggara Pemilu, yakni KPU dan Bawaslu memakai jasa kalangan supranatural untuk mem-back up dan mengantisipasi serangan klenik terhadap peserta Pemilu. Penggunaan ilmu klenik ini meskipun sulit dibuktikan secara kasat mata, tetapi eksistensinya tetap ada dan diyakini keberadaannya oleh masyarakat sebagai bagian warisan ilmu turun temurun dari nenak moyang.

Beragam jenis ilmu klenik tersebut memiliki fungsi dan kegunaan untuk memperkuat sugesti dan keyakinan. Sekaligus diyakini memiliki khasiat yang memancarkan pesona kuat di mata pemilih terhadap pemakainya. Bahkan ada cabang ilmu klenik yang dipakai untuk melumpuhkan dan menyerang seperti santet dan lainnya.

"Untuk itu, sebagai bentuk antisipasi, perlindungan, dan mengayomi peserta Pemilu 2024 mendatang dari kemungkinan gangguan alam gaib, KPU maupun Bawaslu perlu melibatkan kalangan supranatural untuk menyukseskan gelaran pesta demokrasi 2024 mendatang," kata Direktur Lembaga Administrasi, Politik, dan Kebijakan Publik NTB (Mi6), Bambang Mei Finarwanto, kepada Gatra.com, Sabtu (3/6).

Baca Juga: Menhan Temui Syafii Maarif, Cerita Tangani Konflik Dukun Santet 1998

Menurut lelaki yang akrab disapa Didu ini, secara fungsional dan kegunaan ilmu supranatural diduga memiliki dua tujuan, yakni untuk kepentingan defensif dan ofensif.

Adapun untuk kepentingan defensif atau perlindungan, disinyalir untuk memberikan sugesti kepada pemakainya sekaligus untuk memanipulasi aura performance dengan perantara berbagai benda mistis dan trik ilmu seperti ilmu mistis khas sasak, yakni senggeger, jaran goyang, kecial kuning, semantak nane, turun tangis, dan lainnya.

Sementara itu, ilmu mistis untuk keperluan serangan atau ofensif secara gaib di sinyalir dipakai untuk menaklukan dan mendegradasi citra seterunya, seperti santet, guna-guna, pedang pekir, kedebong loas, lomak lompe, dan sebagainya.

"Pemakai ilmu supranatural kebanyakkan dihajatkan untuk memberikan sugesti dan mempertebal daya pesona," ujarnya.

Didu mengatakan, jika untuk mengantisipasi serangan server penyelenggara pemilu oleh hacker, KPU dan Bawaslu sudah memproteksi keamanan servernya dengan berlapis oleh ahli IT yang canggih, maka untuk mencegah serangan unpedictable dari alam mistis yang menimpa peserta pemilu tak ada salahnya KPU dan Bawaslu membentuk Task Force Antiserangan Supranatural yang berisi orang-orang yang memiliki kemampuan ilmu dalam yang mumpuni dan teruji secara kasat mata.

"Suka tidak suka , kuat dugaan dunia klenik dan mistis kerap dipakai sebagai sarana untuk mempengaruhi persepsi masyarakat lewat berbagai media ," imbuhnya .

Memberikan Edukasi Menangkal Mistis

Selanjutnya, Didu mengatakan, keberadaan tokoh atau orang sakti mandraguna yang diberikan kelebihan memiliki indera keenam atau kemampuan ilmu klenik bisa dimanfaatkan memberikan edukasi dan pertolongan pertama apabila mendapati seseorang terkena serangan klenik dengan ciri-ciri yang khas.

"Misalnya edukasi atau tata cara menangkal jika orang kesurupan ataupun kerasukan bisa ditangkal dengan melakukan rukiyah. Sementara untuk mencegah santet dan ilmu kiriman bisa ditangkal dengan mustika kayu Sulaiman," ujar Didu.

Menurutnya, di sinilah letak peran pentingnya kalangan supranatural bergerak dalam diam menangkal berbagai macam ilmu-ilmu klenik untuk melindungi peserta pemilu yang lemah.

Baca Juga: Geger! Warga Meninggal, Rumah Terduga Dukun Santet Dirusak Massa

"Saya menduga fenomena konstestasi Pemilu 2024 akan diwarnai dua perang, yakni dari sisi depan (front stage) di mana konstestan peserta pemilu akan beradu palagan untuk meraih dukungan dan peran sisi belakang (back stage) di mana ada nuansa kuat pelibatan dunia supranatural mem-back up calon yang memakai jasanya dengan berbagai motivasi," ulasnya.

Terakhir, Didu menyampaikan, politik dan klenik saat ini sulit dipisahkan karena hal tersebut memiliki alasan pembenar. Hal ini tentu tidak terlepas budaya masyarakat yang masih menpercayai kekuatan dunia klenik yang memiliki peran yang kuat dalam mendongkrak suksesnya seseorang.

"Politik dan klenik ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan yang saling memberikan kekuatan, keyakinan, dan sugesti dalam meraih kemenangan," ujarnya.

148