Home Apa Siapa Alexandra Asmasoebrata & Debut Balap Mobil

Alexandra Asmasoebrata & Debut Balap Mobil

Jakarta, Gatra.com – Allida Alexandra Nurluthvia atau lebih dikenal dengan nama Alexandra Asmasoebrata mengaku awalnya tidak tertarik untuk menjadi pembalap atau bergelut di dunia balap mobil.

Andra, demikian perempuan kelahiran Jakarta tersebut karib disapa, menceritakan awal kiprahnya di dunia balap dalam acara “Girls on Track: Careers Talk” di Univesitas Trisaksi, Jakarta, pada pekan ini.

“Saya awal jadi pembalap itu dari 11 tahun. Jadi memeng dari anak-anak banget. Saya SD sudah jadi pembalap,” katanya membuka cerita.

Awalnya terjun ke dunia balap gegara ayahnya, Alex Asmasoebrata, yang merupakan pembalap, kerap mengajaknya ke sirkuit untuk menonton balapan atau ayahnya berlaga. Alex pengin ada anaknya yang mengikuti jejaknya di dunia pacu mobil.

“Saya anak perempuan, sejujurnya saya enggak pernah tertarik. Awalnya saya terjun di dunia balap karena pure orang tua saya sering mengajak ke sirkuit,” katanya.

Meski kerap diajak untuk menonton balapan mobil di sirkuit dan kerap menyaksikan berbagai hal mengenai balapan mobil, namun Andra tidak mau menjadi pembalap karena ia adalah anak perempuan.

“Dari waktu ke waktu sejak saya kecil, saya melihat papa saya seorang pembalap kan cowok, lawannya juga cowok. Belum lagi kalau di sirkuit, mekaniknya pasti laki-laki, panitianya juga. Jaranglah melihat perempuan yang ada di dunia balap,” katanya.

Ikhwal kali pertama mencoba balapan mobil, lanjut Andra, karena disuruh dan dipaksa oleh ayah. “Karena orang tua saya pembalap, terpaksa lah mengikuti jejaknya. Berawal dari dipaksa, lama-lama jadi seneng juga, jadi suka juga dan tidak nyangka sampai sekarang sudah belasan tahun saya ada di dunia balap,” katanya berseloroh.

Andra mengawali debutnya di dunia race, yakni di ajang balap gokart sebagai kadet 60 cc pada usia 12 tahun dan sempat beberapa kali menyabet juara pertama. Setahun setelah debutnya, ia turun di kelas lebih tinggi yakni 125 cc.

Kala itu, lanjut Andra, masih sangat jarang ada pembalap wanita sehingga dalam berbagai balapan, rivalnya adalah para pembalap kaum adam “Kalau dibuat kelas perempuan, saya bisa hanya sendirian,” katanya.

Andra terus menggeluti bidang tersebut dan meraih berbagai prestasi hingga di ajang balapan di luar negeri. Akhirnya, pada 2018 lalu ia memutuskan vakum balapan pascamenikah, khususnya setelah dikarunia momongan.

“Saya sekarang merasa untuk terjun lagi di dunia otomotif bukan lagi sebagai profesional, itu saya mungkin sudah lewat masanya. Golden age-nya itu sudah lewat," katanya.

Andra menjelaskan, menjadi atlet itu ada masanya, atau masa emasnya, yakni mulai umur belasan hingga sekitar 30 tahunan. Kalaupun kembali balapan, kata dia, bukan lagi prioritas menjadi juara.

“Saya sudah 35, saya sudah punya anak, saya masih mau ikutan balap, tapi prioritas saya sudah bergeser,” katanya.

Untuk tetap menyalurkan hobinya di dunia balap, Andra pun sekitar empat tahun lalu berkecimpung di Ikatan Motor Indonesia (IMI). Ia mempunyai tugas untuk memajukan peran perempuan di dunia otomotif.

“Kecintaan saya di dunia balap itu enggak putus sampai saya selesai menjadi pembalap. Saya banyak bibit baru yang muncul, itulah saya sekarang, tempat saya adalah pembinaan,” katanya.

Andra yang mendapuk salah satu ketua di Women in Motosport IMI tersebut ingin mencetak atau melahirkan banyak pembalap perempuan.

“Pasti harus posible. Karena gini, pembalap perempuan itu banyak sebenarnya, tapi yang susah itu menumbuhkan mereka itu tetap di situ,” katanya.

Selain itu, Andra berupaya memperbesar keterlibatan perempuan di dunia otomotif. Ini bukan hanya melahirkan pembalap, tetapi mendorong perempuan sesuai profesinya untuk berkecimpung di dunia otomotif.

“Kita di situ banyak yang kita urusin, apapun yang bisa kita urusin tentang cewek-cewek di dunia otomotif, bukan hanya pembalap tapi juga kaya marshal, medikal, dokter, dan sebagainya,” kata ibu dua orang anak ini.

214