Home Politik PAN Kuatkan Peran Santri di Perpolitikan Indonesia

PAN Kuatkan Peran Santri di Perpolitikan Indonesia

Jakarta, Gatra.com - Partai Amanat Nasional (PAN) berkomitmen untuk mendukung masyarakat dari berbagai kalangan untuk terjun ke politik dan menjadi Kader PAN. Kali ini PAN mendukung salah satu generasi muda yang ingin berpolitik dari kalangan santri.

Salah satu Kader PAN yang dari golongan santri, Ahmad Abdul Qodir mengatakan bahwa santri juga memiliki peran penting di dunia politik. Bahkan santri merupakan salah satu elemen penting dalam merebut kemerdekaan Indonesia.

“Santri punya peran penting di dunia perpolitikan,” kata Abdul Qodir melalui keterangan tertulisnya, Selasa (6/6).

Menurut Abdul Qodir, PAN sendiri tidak pernah membeda-bedakan setiap kadernya, baik politisi, artis, santri, hingga masyarakat biasa. Hal ini menjadi bukti bahwa PAN merupakan partai yang terbuka serta menerima semua golongan masyarakat.

Pengurus Pondok Pesantren Syekh Abdul Qodir Jaelani di Probolinggo, Jawa Timur ini mengungkapkan bahwa santri memegang peran penting dalam sejarah Indonesia. Dengan terbuka PAN menjadikan partai berlambang matahari tersebut memiliki basis pendukung yang kuat.

“Bahkan dulu, santri memegang peran penting sejarah nasional,” ujar pria yang akrab disapa Gus Qodir tersebut.

PAN cenderung menjadi partai yang mudah diterima oleh seluruh kalangan masyarakat dengan sifatnya yang terbuka dan tidak keberpihakan. Hal ini membuktikan bahwa PAN sudah berubah dari sebelumnya partai yang berideologis menjadi partai Islam yang terbuka.

Komitmen Abdul Qodir bersama PAN akan terus menjaga keutuhan NKRI, membela rakyat dan menampung seluruh aspirasi rakyat untuk mendapatkan kesejahteraan.

Untuk diketahui, Gus Ahmad Abdul Qodir merupakan salah satu yang mendaftar caleg lewat PAN dari kalangan Ponpes Nahdlatul Ulama (NU) dari Jawa Timur. Anak kiai atau Gus lain yang turut mendaftar adalah Gus Syaiful Nuri dari Ponpes Sidogiri Pasuruan, Al-Jailani Probolinggo, Gus Afif Zamroni dari Ponpes Amanatul Ummah Mojokerto, dan Gus Sakti dari Ponpes Peta Tulungagung.
 

73