Home Kesehatan WHO Dorong Kemenkes untuk Buat Regulasi Produk Nikotin Baru Selain Rokok

WHO Dorong Kemenkes untuk Buat Regulasi Produk Nikotin Baru Selain Rokok

Jakarta, Gatra.com - Kepala Noncommunicable Diseases and Healthier Population WHO Indonesia, Lubna Bhatti mendorong Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) untuk meregulasi produk-produk nikotin yang belakangan ini ramai beredar di masyarakat.

Keberadaan produk-produk nikotin ini dinilai sengaja untuk menarik minat generasi muda dan perempuan Indonesia. Menurutnya, industri tembakau sudah "berhasil" menjerat kaum pria untuk menjadi perokok.

Berdasarkan data yang diambil secara rutin mulai dari 2007, hingga yang paling baru di 2021, Kemenkes mencatat, terjadi peningkatan jumlah perokok sampai 10% dalam sepuluh tahun terakhir. Lubna mengatakan, data ini juga menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia perlu mewaspadai produk tembakau yang baru, bukan hanya rokok tradisional.

"Data juga menunjukkan kuatnya pengaruh dari industri tembakau, dan bagaimana industri membuat produk baru untuk menarik generasi muda dan perempuan," ucap Lubna dalam acara puncak peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023 di Jakarta, Kamis (8/6).

Padahal, selama ini kaum perempuan dan anak-anak Indonesia juga banyak yang menjadi perokok sekunder karena terpapar asap rokok dari para laki-laki yang telah menjadi pecandu tembakau. Lubna juga mengatakan, penyebab kematian terbesar di Indonesia adalah penyakit tidak menular, seperti jantung, kanker, stroke, dan saluran pernapasan. Tembakau merupakan salah satu faktor kunci terjadinya penyakit yang semakin banyak menyerang generasi muda ini.

"Jadi, ketika tembakau bisa dikontrol, yang bisa dijaga bukan hanya para perempuan dan anak-anak, pemerintah akan bisa melindungi generasi muda Indonesia," kata Lubna

WHO mengapresiasi upaya Pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan masalah ini, termasuk pilot program dashboard E-Monev Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dari Kemenkes. Saat ini baru tujuh kota yang ditunjuk untuk uji coba antara lain, Jakarta, Bandung, Bogor, Depok, Cimahi, Klungkung, dan Metro.

"Mungkin bisa kita buat satu kompetisi antara para bupati dan wali kota untuk melihat kota mana yang akan lebih unggul," ucapnya.

188