Home Regional Persoalan Masjid Raya Sheikh Zayed Belum Selesai, Ada Upah yang Belum Dibayar

Persoalan Masjid Raya Sheikh Zayed Belum Selesai, Ada Upah yang Belum Dibayar

Solo, Gatra.com - Pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed hingga saat ini masih meninggalkan masalah. Ada salah seorang subkontraktor pembangunan yang belum mendapatkan pembayaran penuh atas jasa pekerjaannya.

Subkontraktor ini bernama Ahmad Mustaqim (24) yang merupakan warga Solo. Ia merupakan subkontraktor dari PT Galang Insan Nusantara. Sementara PT Galang Insan Nusantara menjadi subkontraktor dari PT Waskita Karya yang merupakan pelaksana pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed.

"Semula pasang iklan pekerjaan interior di OLX (layanan iklan barang atau jasa secara gratis), kemudian PT Galang Insan Nusantara menawarkan pekerjaan. Saya ke sana, ada pekerjaan masjid, tapi waktunya mepet. Saya masuk pada Oktober 2022,” katanya pada Kamis (8/6).

Ia diminta untuk menyelesaikan pekerjaannya sebelum Presiden Joko Widodo dan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed Al-Nahyan (MBZ) hadir pada 14 November 2022 lalu. Pekerjaan yang harus diselesaikan Ahmad yakni railing tangga menara, railing kembang kawung, pemasangan papan petunjuk nama. Ahmad menangani pembelian material, pekerjaan proyek hingga selesai sebelum peresmian.

"Pekerjaan pasang akhirnya selesai sebelum peresmian. Nggak ada kontrak, soalnya kami diminta membantu mengejar target. Jadi belum sempat mengurus kontrak. Namun untuk pekerjaan yang papan nama ada kontraknya,” ujarnya.

Meski sudah selesai tepat waktu, masih ada revisi pekerjaan mulai bulan Desember 2022 hingga Februari 2023. Namun setelah itu diklaim tidak ada pembayaran secara penuh. Saat Ahmad mencoba menagihnya, belum ada pelunasan biaya pekerjaan hingga saat ini.

"Saya ditagih teman-teman, nggak enak jadinya. Ada tiga kepala bengkel yang masih bekerja sama saya sampai sekarang. Totalnya ada enam bengkel las, masing-masing bengkel las melibatkan lima sampai enam orang,” ucapnya.

Pemilik bengkel yang menjadi mitra Ahmad ini juga kesulitan membayar pekerjaannya. Selain itu ia pernah belanja material dengan total Rp18 juta, namun baru dibayarkan Rp8 juta. Sehingga ia masih memiliki hutang di toko sekitar Rp10 juta.

Selain Ahmad, ada tiga orang lain yang diduga memiliki pengalaman serupa dengan PT Galang Insan Nusantara. Ada yang warga Palur, Karanganyar, ada warga Kabupaten Rembang dan Yogyakarta. Total piutang Ahmad dan warga Yogyakarta dengan PT Galang Insan Nusantara mencapai Rp 150 juta.

"Saya berharap dibayar, kalau masih dibenahi atau ada kerusakan,” katanya.

Terpisah, Perwakilan PT Galang Insan Nusantara, Uko, mengatakan telah menyerahkan permasalahan itu kepada kuasa hukum perusahaan. Dia enggan memberikan pernyataan lain.
 

225