Home Liputan Haji Bus Salawat Berhenti Beroperasi Tiga Hari Jelang Puncak Haji

Bus Salawat Berhenti Beroperasi Tiga Hari Jelang Puncak Haji

Makkah, Gatra.com - Berbeda dari hari biasanya, menjelang puncak haji di Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina) layanan bus salawat akan dihentikan oleh pemerintah Arab Saudi. Hal ini dijelaskan oleh Kepala Sektor 6 yang berada di Raudah, Kota Makkah, Abdul Haris. Fase puncak haji, 8 sampai 13 Zulhijjah.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyiapkan layanan bus salawat diperuntukkan mengantar jemaah dari hotel di Makkah menuju Masjidil Haram, pergi pulang (PP). Layanan ini beroperasi selama 24 jam secara shuttle untuk memudahkan jemaah dalam menjalani ibadah.

"Kita manfatkan waktu tiga hari itu untuk mempersiapkan inti dari proses pelaksanaan ibadah haji. Untuk pemantapan fisik nya, mansiknya, tahulul, lempar jumrah," ujar Haris, Minggu (11/6).

Baca Juga: Kloter 13 Embarkasi Palembang Berangkat, Dua CJH Ditunda karena Sakit

"Jemaah diharapkan saat wukuf memperbanyak zikir, istighosah, agar pelaksanaan inti haji lancar, tanpa gangguan. Karena pada saat itu, banyak jemaah kita kolapsnya di Arafah. Jadi, betul betul kita sosialisasikan dan selama tiga hari itu dimanfaatkan," lanjutnya.

Termasuk untuk layanan konsumsi juga sudah disosialisasikan sejak di Tanah Air, dan saat kedatangan. Kemudian di hotel ada masjid, diharapkan jemaah salat di masjid saja.

"Di sektor bimbingan ke jemaah, koordinasi sektor, kesehatan, bimbingan, linjam (perlindungan jemaah), semua memberi informasi sesuai bidang tugas, kita sinergikan, insya allah jemaah senang," lanjut Haris

Baca Juga: Ibadah Haji Ramah Lansia, Perlu Disiapkan Sebelum Keberangkatan

Ditegaskan, satu hari jelang wukuf dan tiga hari pasca wukuf jemaah tidak mendapat jatah makanan karena kendala transportasi.

"Karena kendala transportasi cukup rumit, kemudian jeemah mempersiapkan diri untuk makan. Karena jemaah dapat uang saku sudah cukup untuk beli makan, beli di luar bisa, sebagian jemaah sudah siap bawa beras sekedarnya, bawa supermi, telur, makanan cepat saji," katanya.

Tahun ini, pelaksanaan ibadah haji dengan tagline ramah lansia, lanjutnya, layanan untuk para jemaah haji lansia tetap prioritas.

Baca Juga: Di Kashmir, Diundi Dulu Baru Bisa Haji, ONH-nya Lebih Mahal dari Indonesia

"Kita sudah menyiapkan layanan lansia. Di bis tetap ada layanan kesehatan, diberikan akselerassi layanan, gampang diakes saat penerimaan hingga pemberangkatan, ada petugas khusus yang melayani lansia," ujarnya. 

Kasi Transportasi Daerah Kerja (Daker) Makkah, Asep Subhana menambahkan, layanan bis sholawat pada saat jamaah haji sudah tiba semua di Makkah untuk sementara dihentikan. Operasi bis sholawat ini akan berhenti total mulai 6 Dzulhijah sampai 13 Dzulhijah.

"Selama masa Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) layanan bis sholawat dihentikan sementara, dari tanggal 6 Dzulhijah sampai 13 Dzulhijah selama delapan hari," kata Asep saat ditemui di Kantor Daker Makkah, Senin (12/6).

Asep menjelaskan, pada tanggal 14 Dzulhijah, layanan bis sholawat akan beroperasi kembali. Sementara pada 6 sampai 13 Dzulhijah seluruh bis yang ada di kota Makkah akan dibawa semua ke terminal Muzdalifah.

Sehingga bis yang ada di kota Makkah tidak boleh beroperasi lagi karena dibawa ke Muzdalifah. Jalanan di kota Makkah juga penuh oleh jamaah haji dari berbagai negara di dunia.

"Tapi nanti jamaah haji Indonesia yang tiba pada tanggal 5 Dzulhijah akan kita layani, khususnya bagi jamaah yang melaksanakan umroh wajib atau umroh perdana," ujar Asep.

Ia menjelaskan, aparat keamanan Arab Saudi akan menghentikan operasi bis apapun. Namun, petugas haji Indonesia sempat bernegosiasi dengan aparat keamanan Arab Saudi, khusus untuk umroh wajib atau umroh perdana jamaah haji tetap akan dilayani bis.

Sehubungan dengan itu, Asep mengimbau jamaah haji agar beristirahat untuk mempersiapkan diri dalam pelaksanaan puncak haji. Jamaah haji akan digerakan pada 8 Dzulhijah menuju Arafah, Muzdalifah, Mina dan kembali ke Makkah.

"Maka jamaah haji sholatnya di masjid, di dalam hotel atau di masjid di sekitar hotel terdekat. Jamaah haji jangan sampai membela yang sunnah tapi yang wajibnya ketinggalan karena tenaganya habis mengerjakan yang sunnah," jelas Asep.

Asep menambahkan, setelah puncak haji di Armuzna, silakan bagi jamaah haji yang sehat dan kuat untuk umroh kembali di Masjidil Haram. Tapi tetap menjaga kesehatan karena cuaca di Makkah panasnya sangat ekstrem bisa sampai 45 derajat celcius. Reporter Adi Wijaya dari Gatra, melaporkan di Makah dan Madina.

94