Home Ekonomi Tips Beli Hewan Kurban Iduladha dari Peternak Lokal: Waspadai Lato-lato, Hati-hati ke Pedagang Dadakan yang Nuthuk Harga

Tips Beli Hewan Kurban Iduladha dari Peternak Lokal: Waspadai Lato-lato, Hati-hati ke Pedagang Dadakan yang Nuthuk Harga

Bantul, Gatra.com - Petani dan peternak di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadikan kambing atau domba sebagai pilihan ketimbang sapi untuk hewan kurban Iduladha. Selain butuh modal besar, wabah penyakit yang mendera sapi juga jadi pertimbangan.

Supardiyono (42), peternak kambing di Dusun Donotirto, Bangunjiwo, Kasihan, menyebut sempat beternak sapi untuk hewan kurban selama 10 tahun usahanya. Namun beberapa tahun terakhir ia hanya mengembangkan kambing dan domba.

Pertimbangannya bukan hanya kebutuhan dana yang besar sebagai modal. Selain itu, juga ada faktor kenyamanan lingkungan terkait kotoran sapi yang menimbulkan aroma tidak sedap. “Satu minggu saja, baunya wus-wus (tidak enak),” kata Diyon, sapaan akrabnya, kepada Gatra.com di peternakannya, Minggu (18/6).

Namun pilihan untuk mengembangkan kambing dan domba, tinimbang sapi, makin mantap, sejak beberapa wabah penyakit menyerang. Antara lain Anthrax, penyakit kuku dan mulut (PMK), dan terakhir serangan virus Lumpy Skin Disease (LSD) yang di kalangan peternak disebut sebagai penyakit lato-lato. “Wabah-wabah itu hanya menyerang sapi, kambing tidak. Dari Anthrax sekarang lato-lato ,” kata Diyon.

Kondisi itu, menurut dia, membuat penjualan daging dan domba di Yogyakarta makin moncer. Buka hanya kambing lokal, domba-domba juga lebih banyak didatangkan dari luar wilayah DIY, seperti dari Garut, Jawa Barat. Padahal sebenarnya, kata dia, kambing lokal tidak kalah bagus. “Lebih besar dan lebih banyak dagingnya,” kata dia.

Apalagi jelang Iduladha selalu marak pedagang hewan kurban dadakan di pinggir jalan. “Penjual kambing di pinggir jalan itu biasanya nuthuk harga,” kata dia menyebut istilah ulah pegadang yang menaikkan harga di luar harga standar.

Menurut dia, harga di pedagang hewan kurban yang berdagang sepanjang tahun, tak hanya di musim hari raya kurban, lebih rasional.

Saat ini, rata-rata kambing dan domba dibanderol Rp2 juta – Rp 4,5 juta tergantung ukuran dan jenis hewan. Harga ini sudah naik dari hari biasa, bertahan selama sebulan di sekitar Iduladha, dan akan turun setelah itu. “Tapi setiap tahun harga hewan kurban naik terus,” katanya.

Jika pada bulan-bulan biasa, ia menyiapkan sekitar 10 ekor kambing. Kambing-kambing ini biasanya dibeli untuk kebutuhan aqiqah, syukuran penyembelihan hewan untuk anak yang baru lahir di umat Islam.

Namun saat mendekati hari kurban seperti ini, stok ternak Diyon melonjak hingga ratusan ekot. Tahun lalu saja ia menjual 130 kambing dan domba di momen Iduladha.

Jumlah ternak tersebut bukan hanya dari kandang sendiri, tapi juga hasil jemput bola ke petani-petani lain. Diyon bisa mengambil laba tak terlalu besar, Rp100 ribu-Rp150 ribu, asal rekan-rekannya sesama petani kecil kecipratan rezeki hari raya dan kambing cepat laku.

Untuk kambing yang dirawat lebih lama, harga akan sedikit lebih tinggi dengan keuuntungan hingga Rp500 ribu per ekor. “Ini untuk perawatan dan memberi makan. Tapi paling lama enggak sampai sebulan,” ujarnya.

145