Home Kalimantan Pemerataan Tenaga Kesehatan, Salahsatu Tantangan Pembangunan Kesehatan di Kalsel

Pemerataan Tenaga Kesehatan, Salahsatu Tantangan Pembangunan Kesehatan di Kalsel

Banjarmasin, Gatra.com - Pemerataan tenaga kesehatan menjadi salahsatu tantangan pembangunan kesehatan di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Dari seluruh Puskesmas yang tersebar di 13 kabupaten/kota se-Kalsel, sebanyak 25,83 persen tercatat masih kekurangan tenaga kesehatan strategis alias belum lengkap.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor, saat memberikan sambutan pada Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi Kalsel bertempat di salahsatu hotel ternama di Kota Banjarmasin, Selasa (20/6).

"Memang bukan selisih yang signifikan, tapi kami harapkan peningkatan kuantitas dan pemerataan yang lebih baik, dengan kerja sama antara jajaran pemerintah kabupaten kota dan dukungan instansi vertikal," ujar gubernur yang akrab disapa Pamam Birin itu.

Gubernur juga menyinggung soal ketersediaan dokter spesialis di beberapa rumah sakit pemerintah di kabupaten masih terjadi kekosongan penempatan dokter spesialis.

"Bisa kita catat di sini bahwa penting untuk menyerap SDM yang benar-benar berdomisili di wilayah Kalimantan Selatan. Hal demikian untuk mengurangi risiko perpindahan kembali nakes ke luar daerah atau ke tempat asalnya, sehingga kembali mengurangi proporsi nakes di fasilitas kesehatan Banua," tegasnya.

Untuk tantangan lainnya di bidang kesehatan, Paman Birin mengingatkan ancaman penyakit tidak menular yakni stroke dan serangan jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Kalsel.

"Pemprov Kalsel hingga saat ini berupaya menekan ancaman tersebut, dengan mengkampanyekan program gerakan masyarakat hidup sehat germas," cetusnya.

Di samping itu, beber Pamam Birin, Pemprov Kalsel terus berupaya melakukan percepatan penurunan stunting, guna mengejar target stunting 14 persen di tahun 2024.

Berkat kerja sama lintas sektor antara pemerintah daerah, instansi vertikal, badan usaha, pihak swasta, dan unsur masyarakat, angka stunting yang semula 30 persen pada tahun 2021, kini turun menjadi 24,6 persen pada tahun 2022.

"Meski begitu, kami menyadari masih harus bekerja keras untuk mempercepat penurunan angka stunting hingga mencapai target yang ditetapkan, melalui pendekatan holistik, integratif, dan berkualitas, sebagaimana arahan presiden joko widodo," ujarnya.

Pembangunan kesehatan, lanjut Pamam Birin, merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian, sasaran pembangunan kesehatan menjadi tugas bersama seluruh komponen bangsa, baik di tingkat pusat maupun daerah.

"Saya berharap, seluruh peserta Rakerkesda, baik dari tingkatan provinsi, kabupaten kota, hingga pusat, benar-benar mengerahkan fokus dan upayanya dalam forum ini, sehingga menghasilkan buah pikiran yang konstruktif, serta rencana tindak lanjut yang efisien dan efektif," ujarnya.

Sementara itu, Kadinkes Kalsel, Diauddin, mengatakan, tujuan penting dari Rakerkesda adalah bagaimana supaya Banua lebih sehat.

"Pada Rakerkesda ini kita juga melakukan MoU dengan 12 rumah sakit pusat. Tujuan akhirnya adalah masyarakat Kalsel yang sakit tidak perlu lagi berobat ke luar daerah, cukup di dilayani di sini saja," ujarnya kepada Gatra.com di sela-sela acara.

Mantan Kadinkes Kabupaten Banjar ini juga membeberkan keberhasilan Kalsel dalam menurunkan angka stunting sehingga masuk tiga besar penurunan tertinggi di Indonesia.

"Sebelumnya angka stunting kita di angka 30 persen. Kini telah turun menjadi 24,6 persen turun 5,6 persen. Kalau dulu penurunan tidak sampai 1 persen. Kita optimis stunting di Kalsel akan terus menurun sesuai target nasional 14 persen," ungkapnya.

Untuk tenaga kesehatan di Puskesmas yang disebut Pamam Birin masih kurang dan belum merata, menurut Diauddin, jumlahnya tidak banyak. "Kita ada tenaga penugasan khusus yang kita rekrut dari provinsi untuk mengisi kekurangan di daerah terpencil dan sangat terpencil," ujarnya.

Sedangkan untuk menghindari tenaga kesehatan yang pindah tugas, beber Diauddin, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor telah bersurat kepada Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) agar dalam penerimaan mahasiswa di bidang kesehatan untuk mengutamakan putra daerah.

"Paman sudah menyurati Rektor ULM agar khusus penerimaan tenaga kesehatan diutamakan untuk putra daerah," tukasnya.

166