Washington, D.C, Gatra.com - Tim penyelamat menggunakan sonar untuk mencari kapal selam "Titanic" yang hilang, dengan lima orang di dalamnya, hingga Rabu (21/6).  

AFP melapoprkan, Rabu (21/6), terdeteksi suara "benturan" bawah air di Atlantik Utara, tempat kapal itu menghilang dua hari sebelumnya. 

Sebauh laporan media mengutip komunikasi pemerintah Amerika Serikat (AS).

Sebuah pesawat P-8 Kanada yang ikut dilibatkan dalam pencarian mendengar suara dentuman di area tersebut setiap 30 menit.

“Empat jam kemudian sonar tambahan dikerahkan dan dentuman masih terdengar,” bunyi surat email internal yang dikirim ke pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, dikutip majalah Rolling Stone.

CNN juga melaporkan bahwa sonar menangkap suara benturan, yang menurut memo internal pemerintah AS, meski dokumen tersebut tidak mengklarifikasi kapan suara itu terdengar pada hari Selasa. Dan, untuk berapa lama, atau apa yang mungkin menyebabkannya.

Pihak berwenang terus memperluas pencarian kapal selam Titanic yang hilang

Sebelumnya, Pihak berwenang AS memperluas pencarian mereka ke perairan yang lebih dalam setelah sebuah kapal selam dilaporkan hilang dan membawa turis kaya hingga ke reruntuhan Titanic di lepas pantai Kanada.

"Saat kami melanjutkan pencarian ini ... kami telah bekerja sepanjang malam dengan sekelompok mitra yang luas untuk melihat baik di permukaan dan sekarang memperluas ke bawah permukaan di area tersebut," kata US Coast Guard, Laksamana Muda John Mauger mengatakan kepada CNN dalam sebuah wawancara.

Kapal dan pesawat AS dan Kanada juga ikut mencari kapal selam yang hilang lebih dari sehari sebelumnya.

Penjaga Pantai AS mengatakan ada satu pilot dan empat penumpang di dalamnya dan kapal,  itu ia memiliki kapasitas untuk menyelam selama 96 jam, meski tidak jelas apakah masih di bawah air atau telah muncul ke permukaan dan itu tidak dapat berkomunikasi.

Kapal dan pesawat AS dan Kanada telah memetakan daerah sekitar 900 mil (1.450 km) timur Cape Cod, --beberapa menjatuhkan pelampung sonar yang dapat memantau hingga kedalaman 13.000 kaki (3.962 meter), kata Mauger kepada wartawan..

“Ini adalah daerah terpencil dan merupakan tantangan untuk melakukan pencarian di daerah terpencil itu,” kata Mauger.

"Kami mengerahkan semua aset yang tersedia untuk memastikan bahwa kami dapat menemukan kapal itu dan menyelamatkan orang-orang di dalamnya," katanya.

Mauger mengatakan para pejabat juga telah menghubungi kapal komersial untuk meminta bantuan.

Sebuah perusahaan swasta yang mengoperasikan kapal selam, OceanGate Expeditions, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa pihaknya "memobilisasi semua opsi" untuk menyelamatkan mereka yang ada di dalamnya.

Menurut sebuah posting media sosial dari seorang kerabat, miliarder Inggris Hamish Harding termasuk di antara penumpang.

“Pengusaha Pakistan Shahzada Dawood dan putranya, Suleman, juga ikut serta,” kata keluarga mereka dalam sebuah pernyataan.

“Kami sangat berterima kasih atas kepedulian yang ditunjukkan oleh rekan dan teman kami dan ingin meminta semua orang untuk berdoa demi keselamatan mereka,” kata pernyataan itu.

Penjaga Pantai AS mengatakan sebelumnya di Twitter bahwa sebuah kapal di permukaan - Pangeran Kutub - kehilangan kontak dengan kapal selam, yang disebut Titan, sekitar satu jam dan 45 menit setelah mulai menyelam menuju lokasi reruntuhan Titanic pada Minggu pagi.

Harding sendiri sebelumnya telah memposting di Facebook bahwa dia akan naik kapal selam. Belum ada postingan lebih lanjut darinya. Ekspedisi menuju ke laut pada hari Jumat, dan penyelaman pertama ditetapkan pada Minggu pagi, menurut postingan Harding.

Menurut situs web OceanGate, ekspedisi, tersebut menelan biaya $250.000 per orang, dimulai di St. John's, Newfoundland, sebelum menuju sekitar 400 mil (640 km) ke Atlantik ke lokasi reruntuhan.

Untuk mengunjungi bangkai kapal tersebut, penumpang naik ke dalam Titan, kapal selam berjumlah lima orang, yang membutuhkan waktu dua jam untuk turun sekitar 12.500 kaki (3.800 m) ke Titanic.

Diketahui kapal penumpang “Titanic” Inggris terkenal tenggelam pada tahun 1912 dalam pelayaran perdananya setelah menabrak gunung es, dan menewaskan lebih dari 1.500 orang. Ceritanya telah diabadikan dalam buku nonfiksi dan fiksi serta film blockbuster 1997 “Titanic.”