Home Teknologi Menteri Basuki Dampingi Kaisar Jepang ke Balai Teknik Sabo, Terkejut Gedung Riset Berusia 65 Tahun Masih Digunakan

Menteri Basuki Dampingi Kaisar Jepang ke Balai Teknik Sabo, Terkejut Gedung Riset Berusia 65 Tahun Masih Digunakan

Sleman, Gatra.com -  Kaisar Jepang Naruhito melakukan kunjungan ke Balai Teknik Sabo, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), di Maguwoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (21/6). Kaisar kagum bahwa pusat riset teknologi pengendalikan lahar gunung berapi bantuan Jepang berusia 65 tahun ini masih berfungsi dengan baik.

Kaisar Naruhito tiba di Balai Sabo jam 14 46 WIB. Ia disambut oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan sejumlah pejabat Kementerian PUPR serta dihibur tarian singkat di pelataran balai.

Kaisar Jepang khusus mengunjungi Laboratorium Hidraulika untuk mendapat penjelasan dari Menteri Basuki soal pembangunan sabo dam. Sabo dam berguna menahan pasir dari aliran lahar saat gunung berapi meletus.

"Laboratorium ini dibangun pada 1982. Sampai sekarang ada 350 engineer Jepang yang datang ke sini membantu mendesain sabo. Sedangkan sudah ada 100 engineer Indonesia yang dilatih di Jepang tentang teknik sabo dam," tutur Basuki ke Kaisar.

Kerja sama proyek ini juga berdampak pada pendidikan tentang teknik sabo dam, seperti yang kemudian dikembangkan di UGM.

"Kita masih perlu kerja sama dengan Jepang. Indonesia memiliki 126 gunung berapi. Bukan hanya di Merapi, gunung-gunung lain juga butuh teknik sabo dam," katanya.

Dalam kesempatan itu, Basuki juga mengundang Kaisar Jepang untuk hadir di World Water Forum 2024 di Indonesia. Hal ini juga telah disampaikan Presiden Jokowi ke Kaisar Naruhito dalam pertemuan mereka.

Mendengar penjelasan Basuki, Kaisar Naruhito mengangguk-angguk dan tersenyum. Ia mengapresiasi pembangunan sabo dam untuk mengendalikan erupsi Merapi. "Saya senang atas kerja sama ini," ujarnya.

Balai Teknik Sabo merupakan salah satu lokasi kunjungan Kaisar Jepang di Yogyakarta. Kepada wartawan, Basuki menjelaskan, balai ini digunakan untuk mempelajari teknik sabo dam yakni dam yang khusus menahan pasir dari letusan gunung berapi.

Balai ini dibangun bersama Jepang pada 1958 dalam kerangka Colombo Plan untuk negara kawasan selatan, seperti Indonesia, Pakistan, Filipina, Malaysia, dan Papua Nugini.

"Mereka surprise (terkejut) sejak 1958 gedung ini masih dipakai. Balai masih berfungsi untuk training teknik sabo dam," ujarnya.

Saat ini, Balai Teknik Sabo hanya digunakan untuk Indonesia. Dari belajar teknik sabo dam di balai ini, ratusan sabo dam telah dibangun di Gunung Merapi dan Semeru, meski jumlahnya masih kurang. Untuk itu, kerja sama dengan Jepang terkait teknik sabo masih dibutuhkan.

"Kita terakhir kerja sama 2021 dan akan diteruskan. Kami merumuskan lagi kerja sama ke depan," kata Basuki.

Kaisar Naruhito meninggalkan Balai Teknik Sabo jam 15.07 WIB. Ia tak memberi keterangan pers untuk wartawan dan membatasi akses foto. Malam ini, ia diagendakan bertemu dalam jamuan makan malam dengan Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X.

Sebelumnya, Kaisar Jepang bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan mengunjungi sejumlah lokasi di Jakarta dan sekitarnya. Pada Kamis (22/6), ia diagendakan berkunjung ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

302