Home Ekonomi BI: Rupiah Terkendali dan Inflasi Catatkan Penurunan

BI: Rupiah Terkendali dan Inflasi Catatkan Penurunan

Jakarta, Gatra.com - Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa nilai tukar rupiah terkendali sejalan dengan kebijakan stabilisasi yang ditempuh bank sentral tersebut. Ketidakpastian pasar keuangan global menyebabkan nilai tukar Rupiah pada Juni 2023 secara rerata sedikit melemah sebesar 0,56% dibandingkan dengan rerata kurs Mei 2023.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa Rupiah secara point-to-point, baik dibandingkan dengan akhir Mei 2023 maupun akhir tahun 2022, menguat masing-masing sebesar 0,30% dan 4,17%.

“Dengan perkembangan tersebut, penguatan Rupiah dibandingkan dengan level akhir tahun 2022 lebih baik dari apresiasi Rupee India dan Peso Filipina masing-masing sebesar 0,85% dan 0,15% sedangkan Thai Baht mencatat depresiasi 0,70%,” ujar Perry dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Kamis (22/6).

Ke depan, jelas Perry, Bank Indonesia memprakirakan apresiasi nilai tukar Rupiah berlanjut ditopang oleh surplus transaksi berjalan dan aliran masuk modal asing seiring prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.

Perry meengaskan bahwa Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah khususnya melalui triple intervention dan twist operation untuk mengendalikan inflasi barang impor dan memitigasi risiko rambatan ketidakpastian pasar keuangan global.

“Operasi moneter valas terus diperkuat, termasuk optimalisasi TD Valas DHE serta penambahan frekuensi dan tenor lelang TD Valas jangka pendek,” tuturnya.

Lebih lanjut, Perry mengungkapkan bahwa tekanan inflasi di dalam negeri mencatatkan penurunan ke dalam sasaran 3,0±1%.

Menurutnya capaian itu lebih cepat dari prakiraan. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Mei 2023 tercatat 4,00% (yoy) atau berada di batas atas sasaran 3,0±1%.

Penurunan inflasi, jelas Perry, terjadi di semua kelompok. Inflasi inti Mei 2023 tercatat 2,66% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,83% (yoy) sejalan dengan berakhirnya periode Idulfitri, menurunnya harga komoditas global, dan rendahnya ekspektasi inflasi.

“Inflasi kelompok volatile food tercatat 3,28% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 3,74% (yoy). Inflasi kelompok administered prices juga menurun dari 10,32% (yoy) menjadi 9,52% (yoy).” lanjutnya.

Menurut Perry, menurunnya inflasi ke dalam sasaran sebagai hasil positif dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dan Pemerintah baik Pusat dan Daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan di berbagai daerah.

“Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali di dalam sasaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023,” ujarnya.

102