Home Liputan Haji Kegembiraan Jamaah Suriah Bisa Berhaji

Kegembiraan Jamaah Suriah Bisa Berhaji

Gaziantep, Gatra.com - Jamaah haji dari kawasan Suriah Utara mengalir ke gerbang perbatasan Turki seperti Bab al-Hawa, Bab al-Salamah, dan Tel Abyad untuk naik bus ke bandara Gaziantep, Turki. Dari bandara itu mereka terbang ke Arab Saudi untuk menunaikan haji. Sekitar 2.000 orang di sana telah mengajukan izin haji tahun ini, dengan biaya sekitar $4.200 untuk setiap orang.

Petugas administrasi Bab al-Hawa mulai menerima jemaah haji di ruang tunggu keberangkatan pada 15 Juni lalu. Disana berlangsung proses pemeriksaan dokumen dan bagasi. Keberangkatan mereka dicatat di tengah suasana bercampur air mata kegembiraan akan berangkat haji dan air mata perpisahan keluarga seperti dikisahkan Al Jazeera.

Faddah Alabu, 70, hidup dengan hemiplegia, yang membuatnya sulit mengendalikan separuh tubuhnya. Dia pergi haji bersama putranya, yang akan membantunya menyelesaikan berbagai ritual. Dia mengatakan kepada Al Jazeera bagaimana anak-anaknya mengumpulkan uang satu sama lain dan meminjam dari kerabat sehingga dia bisa pergi haji tahun ini.

“Saya sudah menunggu momen ini selama 15 tahun, menabung untuk bisa ziarah ke makam nabi, saw. Ini akan menjadi perjalanan terindah ke tanah suci, di mana saya akan disucikan dari segala dosa,” kata Alabu.

Biaya haji sekitar $4.200 untuk biaya perjalanan, akomodasi, makanan, dan semua layanan yang dibutuhkan oleh para peziarah di bawah pengawasan Komite Haji Tertinggi Suriah.

Komite tersebut dibentuk pada akhir tahun 2012 setelah Kementerian Haji Saudi menandatangani perjanjian dengan Koalisi Nasional Suriah untuk membentuk sebuah komite guna memfasilitasi prosedur haji dan membuat semua pengaturan untuk melayani dan merawat warga Suriah yang akan menunaikan ibadah haji.

“Terlepas dari semua kesulitan dalam hidup, ini adalah pertama kalinya saya merasakan kebahagiaan anak-anak saya saat mereka mengumpulkan uang untuk saya berangkat haji,” kata Farah Hamidi, seorang wanita berusia 59 tahun dari Maarat Misrin di pedesaan Idlib. “Jiwaku melonjak dengan sukacita, hampir berpacu di depan tubuhku untuk sampai ke Mekkah yang dihormati.”.

Hamidi memandang Bab al-Hawa dengan cemas saat dia mengucapkan selamat tinggal kepada anak-anaknya, saudara perempuan dan tetangganya sebelum menyeberang ke Turki.

“Perjalanan ini adalah impian setiap Muslim di dunia ini, dan saya meminta kepada Allah untuk tidak menghalangi siapa pun darinya,” kata Hamidi.

121