Home Ekonomi Pos Indonesia: Penyaluran Bansos Sembako dan PKH Tahap II Capai 96,7 Persen

Pos Indonesia: Penyaluran Bansos Sembako dan PKH Tahap II Capai 96,7 Persen

Jakarta, Gatra.com – Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia (Persero), Haris, mengatakan, penyaluran bantuan sosial sembilan bahan pokok (Bansos Sembako) dan Program Keluarga Harapan (PKH) tahap II mencapai 96,74%.

“Di triwulan dua ini, capaian kami berdasarkan data posisi tanggal 2 Juli, secara nasional kami sudah mencapai 96,74 persen," ujarnya dalam keterangan pers, Sabtu (8/7).

Ia menjelaskan, capaian tersebut setelah pihaknya melakukan evaluasi penyaluran Bansos Sembako dan PKH tahap dua. Pihaknya bersyukur atas capaian tersebut dan kepercayaan yang diberikan Kementerian Sosial (Kemensos) untuk menyalurkan bantuan ini.

Ia menyampaikan, capaian tersebut juga merupakan hasil dari komitmen dan terus melakukan inovasi sebagai bagian dari proses transformasi menyeluruh Pos Indonesia terkait penyaluran bantuan yang merupakan program pemerintah.

Penyaluran Bansos Sembako dan PKH tersebut dialokasikan kepada sekitar 3,4 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari total 3,5 juta. Penyaluran tersebut telah mencapai 96,74% untuk skala nasional.

“Ada beberapa regional yang dicapainya sudah 98 persen. Jadi, alhamdulillah kami hampir merampungkan tugas penyaluran PKH dan Sembako untuk triwulan 2 tahun 2023 ini,” ujarnya.

Meski demikian, lanjut Haris, pihaknya tidak cepat puas. Fakta ini justru menjadi tantangan buat Pos Indonesia agar bisa menjaga, bahkan meningkatkan kualitas layanan untuk menyalurkan bantuan-bantuan serupa pada masa mendatang.

"Kami terus melakukan berbagai upaya perbaikan. Kami senantiasa melakukan evaluasi, walau ini bukan hal yang baru,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, sejak tahun 2020 lalu pihaknya diberi amanah oleh negara untuk menyalurkan berbagai program, termasuk penyaluran PKH dan Sembako.

Selain tidak berpuas diri, kata Haris, pihaknya terus melakukan perbaikan, inovasi, dan secara bertahap melakukan transformasi digital secara menyeluruh. Salah satu tujuannya tentu untuk menjaga kredibilitas sebagai penyalur bantuan, khususnya di hadapan pemerintah.

"Karena selain harus tepat waktu, tepat jumlah, tepat sasaran, penyaluran ini menyangkut anggaran negara akan dilakukan audit oleh BPK,” katanya.

Menurutnya, akuntabilitas menjadi hal prioritas Pos Indonesia. Pihaknya juga melakukan upaya-upaya perbaikan dari sisi aplikasi penyaluran Bansos. Perbaikan mulai dari awal menerima dana sampai menyerahkannya ke tangan penerima manfaat.

Sejauh ini, berbagai upaya telah dilakukan Pos Indonesia agar penyaluran bansos tepat waktu, tepat sasaran, dan akuntabel. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan teknologi berupa aplikasi, serta teknologi lainnya dalam mendukung pengumpulan dokumentasi data penerima bantuan.

“Dalam proses penyaluran ini kami memberikan fitur foto rumah, geotagging yang selama ini juga kami upayakan untuk terus kami sempurnakan,” ujarnya.

Pos Indonesia telah menggunakan artificial intelligent (AI) pada aplikasi sehingga pada saat misalnya foto itu tidak sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan, maka tidak bisa ngambil fotonya.

Sebagai langkah berikutnya, Pos Indonesia akan terus mengedepankan inovasi dan transformasi digital untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Langkah itu juga dilakukan guna meningkatkan bisnis jasa keuangan Pos Indonesia.

“Digitalisasi merupakan keniscayaan. Kami, PT Pos Indonesia, program transformasi yang kita lakukan salah satunya adalah transformasi di bidang produk kami,” katanya.

Menurut dia, ini merupakan salah satu upaya pihaknya bagaimana bisa tetap bersaing di pasar. Bagaimana PT Pos Indonesia, khususnya bisnis jasa keuangan tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat.

"Karena itu, terkait dengan penyaluran Bansos ini, kami juga sudah mengantisipasi tentang penerapan digitalisasi bantuan sosial,” katanya.

Pos Indonesia telah menerapkan teknologi dan digitalisasi dalam penyaluran bansos, khususnya dalam program Bansos Sembako dan PKH. Contohnya, saat KPM ingin mencairkan dana di Kantor Pos. Mereka bisa menggunakan teknologi melalui QRIS Pospay untuk mencairkan dana bantuan yang mereka terima.

“Jadi bagi masyarakat yang sudah melek teknologi, mereka sudah punya smartphone, kami bisa menggunakan aplikasi di mobile phone milik mereka untuk mengambil dananya. Mereka bisa menggunakan QRIS pospay. Penyaluran cukup pakai QRIS pospay,” ujarnya.

Kemudian, bagi masyarakat yang hanya memiliki feature phone, mereka tetap bisa mencairkan dana tersebut melalui SMS.? Pos Indonesia juga menyiapkan mekanisme bagi warga tidak memiliki handphone. Mereka akan membagikan undangan yang berisi QR Code kepada penerima.

“Kami lakukan terus transformasi perubahan-perubahan untuk bisa tetap relevan tentang kebutuhan ini,” katanya.

Pos Indonesia memiliki 4.500 titik layanan yang tersebar sampai ke pelosok-pelosok daerah, bahkan mencakup daerah Terdepan, Terpencil, Tertinggal (3T). “Kami harap pemerintah bisa terus memberikan amanah ini kepada PT Pos Indonesia, untuk keberlangsungan kami,” ujarnya.

Sementara itu, Imas Priyati, warga Kelurahan Cipedes, Bandung, bersyukur karena telah mendapat bantuan sebesar Rp600 ribu. Bantuan ini akan digunakan biaya perawatan di rumah sakit. Ia mengaku sudah kesulitan berjalan.

"Sakitnya gara-gara jatuh. Saya kan sedang bikin kue. Saat itu, saya tergelincir dan jatuhnya sekaligus. Patah pinggul saya. Makanya saya tidak bisa berdiri," ungkapnya.

Imas mengaku tidak sulit mendapatkan bantuan ini. Dengan kecanggihan teknologi yang diterapkan Pos Indonesia, proses pengambilan dana bantuan yang dilakukan Imas sangatlah mudah.

“Waktu petugas Pos-nya datang, saya diminta tunjukkan KTP-nya. Setelah cocok, saya diminta foto,” ujar Imas.

62