Home Ekonomi Apresiasi Festival Crossborder Skouw, Sandi Dorong Banyak Festival di Perbatasan

Apresiasi Festival Crossborder Skouw, Sandi Dorong Banyak Festival di Perbatasan

Jakarta, Gatra.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong menghidupkan kembali pariwisata dan ekonomi kreatif di perbatasan Indonesia–Papua Nugini melalui berbagai kegiatan, di antaranya festival.

Sandiaga dalam keterangan pers, Sabtu (8/7), mengatakan, penyelenggaraan kegiatan tersebut seperti gelaran Festival Crossborder Skouw 2023 yang dihelat di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Republik Indonesia–Papua Nugini (RI–PNG) di Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua.

Sandi menceritakan, dalam ajang yang dihelat jelang akhir pekan ini tersebut terbilang sukses. Festival ini diikuti sekitar seribu hingga seribu limaratus peserta dari Indonesia dan Papua Nugini.

“Saya berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Ini adalah gelaran ketiga Festival Crossborder Skouw,” katanya.

Menurut Sandi, festival tersebut juga merupakan ajang mempererat persaudaraan dan persahabatan kedua negara bertetangga. Tentunya, ajang ini dapat menggerakan perekonomian di perbatasan kedua negara dan kerja sama. Ini juga merupakan upaya bersama untuk bangkit dari efek hantaman pandemi Covid-19.

Bukan hanya itu, kata Sandi, ini juga merupakan implementasi dari arahan Presiden Joko Widodo (Jokow) yang menginginkan agar menghadirkan berbagai event di seluruh wilayah Indonesia guna pemerataan ekonomi masyarakat.

Adapun Festival Crossborder Skouw tahun ini merupakan kali ketiga diadakan di pintu gerbang terdepan wilayah Timur Indonesia sebagai upaya terwujudnya target 8,5 juta wisatawan mancanegara (Wisman) dan 1,4 miliar pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) tahun 2023.

Festival Crossborder Skouw 2023 diinisiasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berkolaboraksi dengan BNPP, PLBN, Konsulat Republik Indonesia di Vanimo, TNI, Polri, Dispar Kota Jayapura, pemerintah daerah, sektor swasta, komunitas lari “Lelarian Sana Sini” dan UMKM lokal Papua.

Ini merupakan fun festival yang menghadirkan berbagai kegiatan menarik, seperti pertunjukan musik, olahraga, dan UMKM. Sejumlah musikus lokal Papua, yakni Epo D'Fenomeno, MAC, Dave Solution, dan Blager memeriahkan acara.

Selain itu, ada juga pampilan Marching Band SMAN 2 Jayapura serta grup Papua modern dance Freedom Squad yang berhasil mengajak pengunjung festival bergoyang. Total ada sekitar 100 tenaga kerja lokal yang dilibatkan, terdiri dari 60 tenaga kontruksi dan 40 tenaga kebersihan; serta 110 artis dan pendukung acara meliputi 66 musisi, 45 marching band crew, dan 10 dance crew.

Sebanyak 32 booth UMKM lokal di berbagai sektor, seperti F&B, fesyen dan souvenir turut memeriahkan festival. Pasar rakyat dan Festival UMKM ini juga menampilkan pameran kopi yang bekerja sama dengan coffee shop dan juga barista lokal.

Tidak hanya memamerkan kopi, pengunjung juga dapat membeli kopi, baik yang sudah siap seduh maupun yang masih berbentuk biji. Rata-rata transaksi pengunjung di stand F&B tercatat sekitar Rp25–50 ribu.

Sandi mengharapkan agar festival ini bisa terselenggara di berbagai daerah perbatasan di Indonesia setiap tahunnya agar dapat membawa multiplier effect lapangan kerja seluas-luasnya, dan memberikan kesempatan bagi masyarakat setempat untuk terlibat.

Kemudian, lanjut Sandi, memberikan kesempatan bagi masyarakat setempat untuk terlibat mempromosikan kearifan lokal dan meberikan pengakuan serta apresiasi terhadap warisan budaya lokal yang mengingkatkan rasa bangga dan identitas Wonderful Indonesia.

Data menunjukkan peningkatan ekonomi para pelaku UMKM memberikan dampak terhadap kebangkitan ekonomi secara luas serta mendorong terciptanya lapangan kerja. Terlebih, saat ini kontribusi ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dengan nilai sebesar 7,35%.

Data dari Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2021/2022 menyebutkan bahwa tiga sub-sektor ekonomi kreatif penyumbang terbesar struktur PDB dan ekspor, yakni kuliner (39%), fesyen (17%) dan kriya (14,9%).

Selain mengadiri fetival, Sandi juga ikut berlari ?dalam fun run sejauh 5 km dengan rute melintasi 2 negara, yakni Indonesia dan Papua Nugini, bersama para pelari lainnya, di antaranya dari TNI dan Polri serta komunitas “Lelarian Sana Sini”. Gelaran fun run merupakan penutup rangkaian festival.

100