Home Ekonomi Revolusi Mental Jokowi di Bidang Transisi Energi Dinilai Gagal

Revolusi Mental Jokowi di Bidang Transisi Energi Dinilai Gagal

Yogyakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo dinilai gagal melakukan revolusi mental di bidang transisi energi. Hal ini disampaikan pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi, Rabu (19/7).

"Revolusi mental dalam transisi energi bertujuan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 dan mendorong perubahan paradigma penggunaan energi bersih yang ramah lingkungan," jelasnya.

Syarat utama dalam pencapaian NZE adalah 0% karbon dari knalpot kendaraan bermotor, 0% karbon dari asap pabrik, dan 100% pembangkit listrik EBT.

"Hingga kini pencapaian syarat itu masih sangat minim. Hampir 100% kendaraan bermotor masih menggunakan BBM fosil, lebih 90% pabrik masih menyumbang karbon dalam jumlah besar, dan sekitar 56% pembangkit listrik masih mernggunakan energi kotor batu bara," tuturnya.

Untuk mempercepat memenuhi syarat itu, menurut Fahmy, perlu adanya revolusi mental seperti dicetuskan Jokowi nyaris 10 tahun silam. Hal ini lantaran dibutuhkan perubahan paradigma secara radikal untuk melakukan migrasi dari penggunaan energi fosil menjadi energi baru terbarukan (EBT).

Indonesia sesungguhnya memliki sumber EBT yang berlimpah-ruah, di antaranya biothermal, biomass, biofuel, tenaga surya, tenaga angin, mikrohidro. Selain itu, juga ada energi gelombang laut, energi pasang surut, fuel cell, energi sampah, dan energi nuklir.

"Masalahnya, selain belum ada perubahan paradigma, Indonesia juga tidak memiliki teknologi untuk mengembangkan EBT," kata Fahmy.

Untuk itu, kata dia, agar tak tergantung teknologi negara asing, ada urgensi untuk mengembangkan teknologi EBT secara mandiri. Kemandirian merupakan salah satu esensi revolusi mental.

"Penguasaan teknologi secara mandiri harus dilakukan melalui pengembangan sumber daya manusia (SDM) anak bangsa dalam peningkatan kapabilitas teknologi EBT," ujarnya.

Ia menyatakan PT PLN (Persero) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjalin kerja sama untuk meningkatkan kapasitas SDM dan kapabilitas teknologi EBT. Upaya ini sesungguhnya merupakan penerapan revolusi mental untuk melakukan perubahan paradigma dan penguasaan teknologi EBT secara mandiri.

"Tanpa penerapan revolusi mental mustahil akan terjadi perubahan paradigma untuk migrasi dari energi fosil kotor ke EBT dan penguasaan tekonologi EBT secara mandiri. Mustahil juga tujuan transisi energi untuk mencapai NZE pada 2060 tercapai," tandas Fahmy.

99