Home Regional Waspadai Demam Berdarah, DBD di NTB Renggut 25 Jiwa

Waspadai Demam Berdarah, DBD di NTB Renggut 25 Jiwa

Mataram, Gatra.com –‎ Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Nusa Tenggara Barat (NTB) cukup tinggi berdasarkana data dari Januari hingga Mei 2023. Sebanyak 2.547 kasus ditemukan, 25 orang warga dinyatakan meninggal dunia. Perlu meningkatkan kewaspadaan, terlebih saat musim penghujan, perkembangbiakan nyamuk lebih cepat.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Nusa Tengga Barat (NTB), dr H. Lalu Hamzi Fikri, mengatakan, sejak Januari hingga Mei 2023, kasus DBD di NTB mencapai 2.547 kasus, dengan total kematian sebanyak 25 kasus.

“Yang paling rentan terhadap DBD ini bisa menyerang anak-anak dan orang dewasa yang tidak memelihara lingkungan dengan bersih,” kata Lalu Hamzi pada Selasa (1/8).

Ia menambahkan, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kasus DBD yang terjadi di NTB mengalami penurunan. Tahun sebelumnya sebanyak 3.260 kasus. Saat ini, daerah dengan kasus kematian terbanyak akibat DBD adalah Kabupaten Bima, terjadi 14 kematian.

“Pada bulan Juni 2023, terjadi penurunan kasus DBD dengan jumlah 139 kasus dan kematian sebanyak 5 kasus. Sejauh ini masih tinggian 2022. Kan tahun ini baru sampai Juli. Tapi bulan Juli ini belum ada laporan kasus baru, semoga tidak ada ya,” ujarnya.

Menurut Hamzi, temperatur yang tinggi dan perubahan musim menjadi pemicu penyakit DBD di NTB, terutama saat curah hujan tinggi yang menyebabkan genangan air dan lingkungan menjadi kurang bersih. Infrastruktur dan air bersih yang tidak memadai juga mengakibatkan kecenderungan perkembangbiakan nyamuk sebagai vector penyakit DBD.

Adapun upaya promotif dan preventif telah dilakukan sebagai langkah awal pemerintah dalam pengendalian DBD. Penyampaian informasi tentang DBD kepada masyarakat tetap dilakukan terutama di Puskesmas yang secara langsung berinteraksi dengan masyarakat.

Masyarakat juga diimbau untuk tetap waspada, yakni dengan menggalakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan konsep 3M Plus, mulai dari menguras dan menyikat bak penampungan air. Kemudian menutup tempat penampungan air.

Pencegahan juga bisa dengan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas serta menggunakan obat nyamuk, penaburan larvasida, pemasangan kawat, gotong royong, dan lainnya.

“Kasus kematian yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh terlambatnya penderita DBD dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan. Kita juga melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota. Sumber daya kesehatan untuk penanganan kasus DBD di NTB sudah cukup memadai, sehingga kasus DBD dapat ditangani dengan baik,” katanya.

231