Home Kesehatan Pemkab Demak Bentuk Tim, Antisipasi Ancaman Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru

Pemkab Demak Bentuk Tim, Antisipasi Ancaman Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru

Demak, Gatra.com - Ancaman zoonosis dan penyakit infeksi baru di Indonesia diprediksi akan meningkat dan berpotensi terjadinya eskalasi penyakit yang berdampak pada aspek sosial, ekonomi, keamanan dan kesejahteraan rakyat.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Bupati Demak Eisti’anah membentuk Tim Koordinasi Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Baca Juga: Peringati Harkopnas dengan Jalan Sehat dan Bagi Doorprize

Bupati Demak Eisti’anah melalui Sekda Demak Ahmad Sugiharto menyampaikan, pembentukan tim koordinasi tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 42 Peraturan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis Dan Penyakit Infeksius Baru.

Adapula, surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 40C.5.2/1387/55 tentang Pencegahan Dan Pengendalian Terhadap Zoonosis dan Penyakit Infeksi Baru di Daerah.

“Karena di dalam pencegahan tersebut diperlukan sinergi sumber daya untuk melaksanakan deteksi dan respon cepat secara terpadu lintas sektor," ungkap Ahmad Sugiharto, saat sosialisasi dan koordinasi SK Bupati Demak terkait pembentukan Tim Koordinasi Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru Kabupaten Demak, Selasa (8/8).

Sementara, Heri dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak menyampaikan, Leptospirosis merupakan salah satu zoonosis prioritas yang seringkali ditularkan melalui kencing tikus dan juga berhubungan dengan tingkat sanitasi lingkungan masyarakat.

Selain termasuk dalam penyakit berpotensi wabah, leptospirosis juga termasuk dalam standar pelayanan minimum sub urusan bencana di Kabupaten/Kota.

Heri menjelaskan, Kabupaten Demak merupakan salah satu kabupaten yang melaporkan kasus leptospirosis disertai dengan kematian hampir setiap tahun di 12 kecamatan. Selain itu berdasarkan penelitian dari BBP2VRP (Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit) Kemenkes, leptospira juga ditemukan pada populasi ternak (sapi dan domba) dan hewan peliharaan seperti kucing.

Case fatality rate (CFR) leptospirosis pada manusia di Demak per 2020 mencapai 12,96% kemudian meningkat pada 2021 menjadi 17,86% dan sampai dengan Agustus 2022 kembali naik menjadi 27,03%, salah satu penyebab tingginya angka tersebut karena kondisi sudah terlanjur parah," jelasnya.

Lanjutnya, penularan ke manusia dan hewan di Demak diketahui terjadi akibat kontak dengan tanah dan air (air buangan kamar mandi, air sungai dan air tanah) tercemar bakteri leptospirosis dari kencing tikus.

148