Home Hukum Rizal Ramli Kritisi Pelemahan KPK dan Anjloknya Demokrasi

Rizal Ramli Kritisi Pelemahan KPK dan Anjloknya Demokrasi

Jakarta, Gatra.com – Mantan Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman, Rizal Ramli, mengkritisi pelemahan lembaga penegak hukum pemberangus korupsi, yakni Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

“Lembaga-lembaga antikorupsi yang kita dukung dari dulu seperti KPK dilemahkan,” kata Rizal Ramli saat menerima kunjungan mantan Ketua MPR, ?Amien Rais, di kediamannya pada Minggu petang (13/8).

Selain itu, Rizal menyebut bahwa demokrasi Indonesia era pemerintahan Jokowi juga malah merosot atau anjlok, karena di antaranya pemerintahan menindas kebebasan rakyat untuk berpendapat. “Lihat saja indeks demokrasi Indonesia merosot berapa puluh poin,” ucapnya.

Selain itu, Rizal juga menilai bahwa korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) kian marak dan vulgar pada pemerintahan saat ini. Menurutnya, tujuan Reformasi tahun 1998 jauh pangg?ang daripada api dan merupakan penghianatan terhadap cita-cita tersebut.

Atas dasar itu, Rizal dan Amien Rais melakukan pertemuan dan sepakat untuk kembali memperjuangkan pelaksanaan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia, yakni meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat.

Rizal menyampaikan, pemimpin yang bertentangan dengan cita-cita kemerdekaan republik ini wajib dilawan dan diberhentikan. Penghianatan terhadap tujuan kemerdekaan adalah bentuk lain dari neokolonialisme yang dikendalikan oligarki.

Sementara itu Amien Rais, menyampaikan, sejarah setiap bangsa yang menginginkan perubahan lebih baik itu memerlukan proses. Ketika momentumnya sudah datang maka prosesnya lebih cepat.

“Ketika momentum itu sudah datang, maka perubahan itu lebih cepat dan insyaallah berhasil. Saya dan teman-teman meyakini, moment is coming very-very soon,” katanya.

Amien menyampaikan, hal tersebut sebagaimana pada tahun 1998 ketika ditanya sejumlah wartawan media asing atau luar negeri, berapa pekan Presiden Soeharta akan bertahan atau tumbang. Amien menyampaikan, tidak dalam hitungan pekan. Setelah menyampaikan itu Soeharto mengundundurkan diri karena dia merupakan negarawan.

“Kami-kami ini insyaallah akan membuat sebuah pernyataan, waktu kami beberapa hari, nanti editor in chief-nya beliau [Rizal Ramli], saya kasih masukan, Pak Marwan masukan, Faisal Basri masukan, dan lain-lain. Nanti Anda semua kami akan undang lagi ke sini untuk mengetahui bahwa inilah konklusi kita supaya perubahan cepat terjadi sebagaimana diinginkan kebanyakan rakyat,” katanya.

182