Home Politik Duet Ganjar-Anies Dinilai Menarik, Pengamat: Solusi Konsolidasi Nasional

Duet Ganjar-Anies Dinilai Menarik, Pengamat: Solusi Konsolidasi Nasional

Jakarta, Gatra.com - Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro menilai bahwa wacana menduetkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan merupakan hal yang sangat menarik.

Sebab, Bawono menyebut, Ganjar Pranowo sebagai bagian dari partai politik berkuasa saat ini yakni PDI Perjuangan (PDIP) yang dianggap sebagai bakal capres penerus program pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sedangkan, Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden diusung partai yang mayoritas di luar pemerintahan memiliki positioning politik dengan jargon politik perubahan.

"Gagasan untuk menduetkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan diungkapkan oleh elite politik PDIP menarik. Selama ini kedua tokoh tersebut dipersepsikan berada dalam posisi politik saling berseberangan," kata Bawono Kumoro kepada wartawan, Minggu (27/8/2028).

Bawono juga mengatakan, menduetkan kedua tokoh tersebut sebagai pasangan calon di Pilpres 2024, bisa saja akan mencairkan kebekuan komunikasi politik selama ini diantara kubu Ganjar dan kubu Anies.

Sebab, selama ini keduanya berada dalam posisi politik saling berseberangan tersebut.

Selain itu, dia juga menilai bahwa pengalaman Ganjar dan Anies sebagai Gubernur menjadi nilai tambah yang kuat karena keduanya telah menguasai birokrasi serta saling melengkapi dari sisi basis pemilih.

"Ganjar dan Anies juga memiliki pengalaman dalam memimpin daerah di Jawa Tengah dan DKI Jakarta sehingga apabila berduet bisa saling melengkapi satu sama lain," terangnya.

Sementara, Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno pun menilai duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sangat bagus dan berpeluang terjadi di Pilpres 2024.

Apalagi, Adi menilai bahwa Ganjar-Anies merupakan tokoh yang saling melengkapi dari segi basis pemilih.

Hal itu disampaikan Adi Prayitno saat dimintai tanggapannya soal wacana duet Ganjar-Anies yang dilontarkan oleh Ketua DPP PDIP Said Abdullah.

"Plus duet Ganjar-Anies ini barang bagus. Keduanya saling melengkapi dari segi basis atau ideologi pemilih. Ganjar misalnya sangat kuat di Jatim, Jateng, dan wilayah lain seperti Bali. Anies kuat di Jabar, Jakarta, Banten, dan lainnya. Jumlah provinsi basis Ganjar dan Anies ini pemilihnya mayoritas," kata Adi saat dihubungi beberapa waktu lalu.

Sementara, Adi juga menilai bahwa duet Ganjar-Anies juga saling melengkapi dari sisi ideologis yaitu nasionalis-relijius. Di mana, pemilih Ganjar berasal dari kalangan nasionalis, sedangkan Anies dari kalangan muslim, terutama muslim kota.

Dia juga menyebut, meski ada kekurangan di mana antagonisme pemilih keduanya sangat kuat dan mendarah daging, bagaikan minyak dan air yang sulit disatukan.

"Tapi dalam politik, jika jagoannya sudah bersatu kecenderungan pemilihnya ikut berdamai," ucap Adi.

Adi juga menilai, duet Ganjar-Anies sangat potensial apalagi ada tambahan dari NasDem yang menjadi promotor utama Anies maju pilpres.

"Kemungkinan besar PKS juga merapat karena pemilih PKS mayoritas penggemar Anies," tandasnya.

Melengkapi pandangan Bawono dan Adi, pengamat politik Iqbal Themi dari SCL Taktika Konsultan turut menilai wacana duet Ganjar-Anies menjadi solusi efektif konsolidasi nasional dan mengakhiri keterbelahan politik di akar rumput untuk membicarakan kepentingan politik kebangsaan yang lebih besar.

"Dari perspektif persatuan nasional, duet ini bisa mengakhiri keterbelahan politik yang saling berdiametral antara kelompok nasionalis dan relijius sejak Pilkada 2017, Pilpres 2019, hingga saat ini riak-riaknya masih terasa di akar rumput," kata Iqbal beberapa waktu lalu.

20