Home Ekonomi Santripreneur Ponpes Buntet Dilatih Piawai Transaksi Keuangan Digital

Santripreneur Ponpes Buntet Dilatih Piawai Transaksi Keuangan Digital

Jakarta, Gatra.com – Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia, Haris, mengatakan, pihaknya terus mendukung pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), di antaranya dengan memberikan pelatihan layanan transaksi keuangan digital di Pondok Pesantren (Ponpes) Buntet, Cirebon, Jawa Barat (Jabar).

Haris dalam keterangan diterima pada Senin (28/8), menyampaikan, pelatihan tersebut diikuti oleh para pelaku UMKM dari alumni dan santri Ponpes Buntet agar mereka mempunyai kemampuan di bidang tersebut.

“Memberikan materi atau pembekalan kepada para UMKM, Santripreneur, untuk layanan transaksi keuangan digital. Ini untuk mendorong adik-adik kita, para santri untuk mempunyai jiwa entrepreneur,” katanya.

Ia menyampaikan, komitmen mendukung UMKM tersebut dengan terus berupaya untuk selalu hadir di daerah-daerah. Salah satunya dengan mendorong aplikasi Pospay superapp untuk bisa diakses ke semua daerah sehingga bisa digunakan para UMKM, termasuk UMKM di Ponpes Buntet.

“Pospay kami dorong untuk segmen UMKM. Karena itu, kami mendorong Pospay kami untuk tersedia di daerah-daerah,” ujarnya.

Kehadiran superapp Pospay ini diharapkan bisa mempermudah sekaligus membantu para pelaku UMKM dalam melakukan operasional penjualannya, mulai dari memproduksi barang hingga pengiriman barang.

Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan ini, Haris berharap pihaknya bisa menjangkau kerja sama yang lebih luas dengan para UMKM di seluruh Indonesia. Bahkan, Pos Indonesia memasang target untuk bisa menjangkau 3 juta UMKM pada 2023

“Pos Indonesia tahun ini punya target untuk UMKM sebanyak 3 juta. Tidak ada yang lain, maksud kami untuk bisa membantu para UMKM dalam proses, misalnya memproduksi barang,” katanya.

Haris mengungkapkan kesannya terhadap UMKM di Pesantren Buntet. Menurutnya, UMKM di wilayah tersebut perkembangannya yang begitu pesat.

“Berbagai produk yang mereka sudah hasilkan, kami men-support. Saya pikir kemajuan-kemajuan yang sudah dibuat oleh UMKM di Pesantren Buntet sudah luar biasa. Pasarnya sudah tidak di daerah sini, tapi juga sudah sampai ke Jakarta dan sudah diekspor,” ujarnya.

Haris berharap UMKM di Ponpes Buntet dan sekitarnya bisa semakin maju dan mengembangkan usahanya sampai ke pasar internasional. Bahkan, bisa berkembang bersama-sama Pos Indonesia.

Selain memberikan pembekalan kepada para pelaku UMKM, Pos Indonesia juga menyerahkan emas 31 gram ke Ponpes Buntet melalui Pospay Gold. Ini juga merupakan salah satu bentuk dukungan kepada Ponpes tersebut.

Adapun Pospay Gold diluncurkan Pos Indonesia pada Rabu, 23 Agustus 2023. Ini adalah layanan dan wadah perdagangan fisik emas secara digital yang ditujukan untuk penguatan pengembangan ekosistem digital ekonomi syariah.

Kehadiran Pospay Gold sebagai upaya Pos Indonesia membantu masyarakat mempersiapkan masa depan dengan bertransaksi fisik emas menggunakan harga yang dinamis (harga pasar internasional).

Bukan hanya sekadar bertransaksi, Pos Indonesia juga mengedepankan nilai-nilai syariah dalam wadah transaksi fisik emas di Pospay Gold tersebut sehingga tidak ada unsur-unsur perjudian atau pun penipuan dalam aplikasi tersebut.

Pos Indonesia tidak bergerak sendiri untuk membuat Pospay Gold. Mereka bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kinesis Global. Presiden Komisaris Kinesis, Erick Meine, menyampaikan, Pospay Gold merupakan fitur sangat menjanjikan untuk masyarakat, terutama dalam hal transaksi fisik emas.

"Ini akan menjadi langkah yang cukup besar bagi Indonesia dan masyarakat untuk dapat menabung dengan sangat mudah, jumlah emas yang sangat kecil dengan harga yang sangat bagus sehingga membawa harga internasional dan kemampuan untuk membeli dan sebagainya. Mereka butuh,” ujarnya.

Menurut Eric, Pospay Gold memiliki banyak potensi berkembang. Mengingat, Pos Indonesia memiliki sejarah dan khalayak luas, baik di kota-kota hingga dunia.

"Jadi hal ini akan memungkinkan mereka yang tidak memiliki akses terhadap layanan keuangan yang baik dan mereka yang tidak memiliki rekening bank dan tidak mempunyai rekening bank untuk dapat dengan mudah, dengan sendirinya, menabung dan mendapatkan emas,” katanya.

Ketua Umum Yayasan Popes Buntet, KH Salman Al Farisi, mengharapkan bisa terus bekerja sama dengan Pos Indonesia dalam mengembangkan UMKM di lingkungannya.

“Kami ingin pondok pesantren hadir, tidak sekadar menjadi tempat pendidikan, pusat pendidikan, khususnya dalam keagamaan, tetapi juga kami menjadi pusat ekonomi,” kata Al Farisi.

Ia menyapaimpaikan, pihaknya menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik pemerintah, sejumlah perusahaan, di antaranya Pos Indonesia agar bisa meningkatkan ekonomi masyarakat.

Menurut Al Farisi, kemajuan teknologi informasi tidak bisa terelakkan dan harus diikuti semua kalangan, termasuk warga Ponpes Buntet. Pemanfaatan kecanggihan teknologi memperbesar peluang untuk peningkatan ekonomi para santri.

Hal ini mendasari Ponpes Buntet mengadakan kegiatan seminar Santripreneur dan Go Digital. Ia berharap dengan pelatihan ini, para santri bisa memanfaatkan teknologi untuk membuka usaha.

“Mereka tidak harus juga berjualan dalam artian secara fisik di luar, offline. Mereka juga bisa memanfaatkan online, memanfaatkan media teknologi untuk bisa meningkatkan ekonomi mereka. Biar kami menjadi santripreneur, menjadi santri yang punya bakat,” katanya.

Wakil Presiden (Wapres) K.H Ma’ruf Amin mengapresiasi upaya dan kegiatan tersebut. Ia mendorong Ponpes, khususnya santri untuk mengembangkan ekonomi baru yang selama ini tidak dianggap sebagai potensi.

“Kita kembangkan baru dalam rangka meningkatkan, menguatkan ekonomi nasional kita,” ujar Ma'ruf Amin.

Menurut Wapres, peran pesantren dalam memajukan UMKM sangat penting. Bahkan, menurutnya sudah berjalan dengan baik, terutama di Ponpes Buntet, yakni beberapa produk UMKM-nya telah merambah pasar ekspor.

“Saya melihat bagaimana ekonomi UMKM dibangun melalui basis pesantren. Ada yang sudah sampai ekspor ke luar negeri ya,” katanya.

Selain itu, UMKM-nya mempekerjakan dan memberdayakan masyarakat sekitar. Pelaku UMKM melakukan hilirisasi hasil-hasil produk masyarakat, baik yang dibiayai oleh Bank Wakaf Mikro di Ponpes Buntet maupun dari pembiayaan-pembiayaan lainnya.

Wapres berpesan agar pesantren dapat mengembangkan upaya-upaya, baik yang telah dilakukan selama ini untuk semakin memajukan santri dan masyarakat sekitar.

"Saya bertemu para ulama di Buntet, tidak hanya ulama pimpinan Buntet, ada Pesantren Babakan Caringin, Pesantren Gedongan, dan ada beberapa kiai yang lain, membicarakan bagaimana peran pesantren yang sudah dilaksanakan,” ujarnya.

Pihaknya membicarakan ?bagaimana pengembangan pesantren masa depan dalam melaksanakan misi pesantren, baik sebagai pusat pengembangan Islam dalam rangka mencetak para ulama, maupun dalam rangka juga pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitarnya.

Sebanyak 25 UMKM hadir di acara pameran UMKM Santri Ponpes Buntet, mulai dari UMKM yang menjual makanan, produk fesyen, hingga minuman. Menariknya, beberapa UMKM tersebut memiliki pasar yang luas hingga internasional. Bahkan, sudah menjangkau di pasar Eropa.

Kurnia Sukma, dari salah satu UMKM menyampaikan, produknya telah masuk sejumlah negara, yakni Singapura, Malaysia, Jepang, Jeddah, dan Perancis.

“Kalau di Singapura produk kami masuk di HAO Mart. Di Jepang di Sariraya Halal Mart, tempatnya ada 19. Di Malaysia di Malakat Mall,” katanya.

Ia menjelaskan, penjualan jamur krispi ke luar negeri, terdiri dari empat rasa, di antaranya original karena orang luar negeri tidak banyak yang suka pedas. Kemudian, rendang jamur, rendang singkong, dan rendang ubi.

“Indonesia sulit ekspor rendang daging ke luar negeri. Boleh ekspor rendang daging ke luar negeri, tapi ambil dagingnya harus dari sana. Jadi kami modifikasi dari jamur,” ujarnya.

Dalam pameran UMKM ini, Sukma menjual produk makanan, yakni jamur tiram krispi. Ia menyampaikan, jamur tiram krispi buatannya juga sudah dijual di beberapa wilayah Indonesia.

“Sudah ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan NTB. Produknya sudah ada di Indomaret. Usaha kami sudah berbasis B2B istilahnya,” kata dia.

Ia menambahkan, pihaknya menggandeng petani milenial yang memproduksi jamur. “Produk jualan UMKM di sini juga sudah masuk di Indomaret dan juga ke Sarinah dan juga ke Bali,” katanya.

53