Home Pendidikan Pengukuran Ketahanan Pemda Bantu Petakan Potensi Kemajuan Daerah

Pengukuran Ketahanan Pemda Bantu Petakan Potensi Kemajuan Daerah

Purwokerto, Gatra.com - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) mengukuhkan Pius Lustrilanang sebagai Profesor Kehormatan Manajemen Pemerintahan Ilmu Daerah. Dalam orasi ilmiahnya, Pius menegaskan pentingnya pengukuran resiliensi bagi pemerintah daerah.

Pria yang juga anggota VI BPK RI ini memaparkan, pengukuran resiliensi berperan penting dalam hal ketahanan dari bencana alam dan krisis ekonomi. Selain itu, pengukuran resiliensi juga dapat mengidentifikasi bidang-bidang yang perlu ditingkatkan.

“Hal ini tentu dapat membantu pemerintah daerah dalam melacak kemajuan dari waktu ke waktu dan membandingkan hasil di berbagai wilayah," ujar Pius dalam kegiatan pengukuhan di Purwokerto, Jumat (8/9).

Lebih lanjut, ia juga mengidentifikasi delapan dimensi resiliensi yang bisa digunakan untuk mengukur ketahanan Pemda. Delapan dimensi tersebut yaitu Manajemen Risiko; Kepemimpinan; Teknologi Informasi; Manajemen Aliansi; Merumuskan Strategi; Mengembangkan Produk/Layanan Baru; Resiliensi Organisasi; dan Resiliensi Keuangan Organisasi.

Ia mencontohkan, berdasarkan pengukuran resiliensi di Provinsi Kalimantan Utara menunjukan adanya kekuatan pada dimensi kemampuan kepemimpinan atau leadership capabilities. Di sisi lain terdapat dimensi yang perlu ditingkatkan yaitu kemampuan resiliensi keuangan, teknologi informasi, dan organisasi.

"Selanjutnya hasil pengukuran tersebut memberikan saran rekomendasi kebijakan-kebijakan yang dapat menjadi prioritas Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara untuk meningkatkan kinerjanya dan menjadi lebih resilien," tambahnya.

Di kesempatan yang sama, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menyebut, apa yang dipaparkan Pius tentang resiliensi bagi pemerintah daerah sejatinya juga bisa diaplikasikan dalam konteks kebijakan pendidikan.

Menurutnya, keberlanjutan program pendidikan ke depan perlu didukung oleh peran pemerintah daerah. Sehingga menurutnya, perlu ada pengukuran yang tepat dalam menjaga ketahanan otonomi daerah.

“Ketahanan otonomi daerah adalah kunci keberhasilan gerakan pendidikan di tanah air,” tegas Nadiem.

137