Home Gaya Hidup Jovita Ayu Ceritakan Kisah Cerdiknya Liburan pada Kampanye #JalaniCerdikmu

Jovita Ayu Ceritakan Kisah Cerdiknya Liburan pada Kampanye #JalaniCerdikmu

Jakarta, Gatra.com – Travel Content Creator, Jovita Ayu, membagikan kisah cerdiknya untuk tetap bisa menyalurkan hobinya jalan-jalan hingga ke mancanegara tanpa harus boncos atau mengeluarkan dana relatif besar.

Jovita dalam diskusi dan peluncuran #JalaniCerdikmu gelaran digibank by DBS di Jakarta, Senin (11/9), mengatakan, hobi jalan-jalan ini dimulai kala kuliah. “Jadi memang sudah satu dekade lebih lama di jalan,” ungkapnya.

Saat itu, tidak lebih mempertimbangkan soal pengeluaran, di antaranya karena masih lajang. Tetapi setelah mempunyai pasangan, jalan-jalan ini harus direncanakan secara matang, khusunya dari segi keuangan.

“Aku juga sudah menikah, dulu jalan-jalan sendiri, sekarang enggak bisa, harus di- combine suami juga,” katanya.

Ia lantas menceritakan rencana traveling atau jalan-jalannya ke Meksiko bersama suami untuk melihat hiu kepala martil (hammer head shark yang katanya luar biasa sehingga membuatnya penasaran.

Untuk bisa jalan-jalan, lanjut Jovita, perencanaannya jauh-jauh hari. Walaupun misalnya mempunyai dana untuk ke sana bersama suami, namun penggunaannya bisa diatur sedemikian rupa.

Misalnya, lanjut Jovita, membeli tiket pesawat atau bayar hotel terlebih dahulu ketika ada diskon. Kemudian, ia telah menggunakan digibank by DBS sejak tahun 2018 sehingga memungkinkan tidak harus mengeluarkan semua biaya di depan.

“Liburan akhir tahun, aku merencanakannya sudah dari awal tahun, jadi bisa cicil, bulan ini beli ini dulu, misalnya hotelnya dulu atau pesawatnya dulu,” ujarnya.

Sisanya kemudian ditabung atau dimasukkan ke produk investasi yang relatif lebih aman dan minim risiko, misalnya untuk uang jajannya diinvestasikan dulu di reksadana. “Enaknya itu ada di satu aplikasi, jadi sudah satu untuk semuanya,” ujar dia.

Sementara itu, Consumer Banking Director PT Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung, menjelaskan mengapa pihaknya meluncurkan gerakan #JalaniCerdikmu, di antaranya berdasarkan data Bank Dunia pada 2019, ada 20% populasi Indonesia itu berada di kelas menengah.

“Tapi kemudin ada 44% yang sedang menuju ke kelas menengah. Ini populasinya besar dan kalau kita lihat demografinya luar biasa kelas menangah itu,” ujarnya.

Selanjutnya, pandemi Covid-19 membuat teknologi kian berkembang pesat, di antaranya hadirnya kecerdasan buatan (artificial intelligence), hadirnya metaverse, crytocurrency, hingga saat ini lebih masifnya kendaraan listrik.

“Ini beberapa hal yang mempercepat literasi di Indonesia. Dengan pesatnya perkembangan digital dan teknologi ini akan bantu DBS yang fokus pada customer centris, kita fokus ke customer,” ujarnya.

Sedangkan mengenai perubahan prilaku masyarakat menengah sebesar 44%, ujar dia, harus mengenal terlebih dahulu perubahan di kelas tersebut agar bisa membuat perencanaan yang tepat untuk mereka.

Ia menjelaskan, #JalaniCerdikmu ini merupakan sebuah kampanye yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat kelas menengah pada segmen emerging affluent dalam memaksimalkan kebahagiaan di tengah banyaknya prioritas hidup, yakni kesenangan di hari ini dan perencanaan untuk masa depan.

Terkait ini, Head of Consumer Banking Marketing Technology PT Bank DBS Indonesia, Risanti Febriana, menyampaikan, pada Januari hingga Juni 2023, digibank by DBS melakukan studi kepada hampir 7.500 responden dari segmen emerging affluent dengan pendapatan individu per bulan sebesar Rp10 juta ke atas guna meneliti beragam aspek seperti nilai kehidupan, gaya hidup, aspirasi, tantangan hidup, serta perilaku keuangan, dan bagaimana hal ini membentuk sikap mereka terhadap produk finansial, termasuk perbankan.

Studi ini menemukan termasuk adanya lima persona berdasarkan perilaku, yaitu 39% responden yang memprioritaskan kebutuhan rumah tangga, seperti memenuhi kebutuhan sehari-hari, 26% responden yang ingin mengoptimalkan pengalaman hidupnya seperti liburan dan membeli barang mewah, 14% responden yang memiliki aspirasi untuk memenuhi kesenangan pribadi dan kebutuhan sosial seperti membeli kendaraan dan mengganti gadget.

Kemudian, sebanyak 12% responden yang secara konsisten membangun keuangan untuk kebebasan masa depan seperti mempersiapkan pendidikan anak dan dana pensiun, serta 9% responden yang aktif dan ambisius dalam membangun keuangan seperti renovasi dan mengembangkan properti.

Dengan proporsi terbesar kedua dari kelas menengah di Indonesia yakni sebesar 26%, responden ‘urbanites’ yang ingin mengoptimalkan gaya hidupnya ini menjadi fokus digibank by DBS karena beragamnya aspirasi hidup yang mereka miliki namun diiringi rasa tanggung jawab tinggi untuk memastikan masa depan yang aman.

Kaum urbanites umumnya memiliki pengeluaran sebesar 70% dari pendapatan untuk kebutuhan primer dan sekunder. Sementara, 30% lainnya digunakan untuk rencana jangka pendek, seperti liburan, hobi, dan gaya hidup.

Kendati telah memiliki alokasi dana dan perencanaan finansial, mereka masih memiliki beberapa kekhawatiran, di antaranya kurangnya dana untuk menikmati hidup, banyaknya prioritas yang harus dijalani, hingga kejadian tak terduga pada anggota keluarga.

Serangkaian studi ini juga menemukan responden sering dihadapkan pada pilihan sulit antara menikmati hidup atau mempersiapkan masa depan. Hal ini disebabkan oleh adanya keterbatasan keuangan sehingga menimbulkan perasaan bersalah dalam mengambil keputusan.

Hasil riset ini sejalan dengan temuan oleh Ipsos pada laporan yang berjudul Ipsos Global Happiness 2023 bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan kebahagiaan masyarakat Indonesia adalah kondisi keuangan yang kuat.

Guna menyikapi tantangan tersebut, dibutuhkan trik-trik cerdik untuk memperkuat kondisi keuangan sehingga mereka dapat menemukan kebahagiaan saat ini tanpa melupakan kebutuhan masa depan.

“Melalui kampanye #JalaniCerdikmu yang bertepatan dengan hari jadi digibank by DBS yang keenam, kami berkomitmen untuk berperan sebagai sahabat yang memberikan banyak tips dan trik cerdik (resourceful friend),” kata Erline Diani, Head of Digital Banking PT Bank DBS Indonesia.

Ia menjelaskan, melalui beragam solusi perbankan yang dibutuhkan nasabah dalam satu aplikasi, sejalan dengan misi pihaknya untuk menjadi full-fledged digital banking.

“Dengan kehadiran kampanye ini, kami berharap agar nasabah dapat memaksimalkan kesenangan hari ini sambil tetap mempersiapkan masa depan,” katanya.

Melalui kampanye #JalaniCerdikmu, kini nasabah digibank by DBS dapat memanfaatkan beragam cara cerdik pada aplikasi digibank by DBS, antara lain, menjaga cashflow agar dana tumbuh maksimal.

Digibank by DBS memungkinkan nasabah untuk mengubah transaksi kartu kredit menjadi cicilan hingga 60 bulan agar aliran dana tetap terjaga. Dengan demikian, uang yang belum terpakai dapat ditabung dengan bunga hingga 7% per tahun atau diinvestasikan mulai Rp100 ribu di 120+ produk investasi dengan rekomendasi yang dipersonalisasi.

Erline lebih lanjut menyampaikan, untuk mendapat lebih banyak manfaat demi hidup lebih bermakna, kini nasabah dapat menikmati fitur gratis transfer tanpa kuota serta beragam promo cashback atau diskon, baik dengan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) maupun kartu kredit. Selain itu, nasabah dapat melakukan pembayaran dengan poin rewards sehingga belanja pun terasa lebih menyenangkan.

Mengendalikan seluruh kegiatan perbankan dalam satu aplikasi secara instan. Dengan kapabilitas digital yang mumpuni, nasabah dapat membuka rekening digibank by DBS tanpa perlu ke cabang serta mengajukan aplikasi kartu kredit dan pinjaman dengan persetujuan hanya 60 detik.

Selama 24 jam dalam tujuh hari, nasabah dapat mengelola, memonitor keuangan, memblokir atau mengaktivasi kartu kredit dan debit, transfer gratis, bertransaksi secara praktis dengan QRIS, top up e-wallet, hingga bayar tagihan dengan satu kali klik tanpa berpindah aplikasi.

Kemudian, kata dia, nasabah bisa berkontribusi pada keberlanjutan. Terkait ini, digibank by DBS memiliki fitur LiveBetter yang memungkinkan nasabah untuk mendapatkan tips gaya hidup keberlanjutan (sustainable lifestyle) dan berinvestasi pada produk berbasis Environment, Social, and Governance (ESG).

87