Home Regional Bantuan Bibit Rakyat Diharapkan Jadi Upaya Konservasi Lahan

Bantuan Bibit Rakyat Diharapkan Jadi Upaya Konservasi Lahan

Purworejo, Gatra.com- Vegetasi atau komunitas tetumbuhan yang hidup pada tempat tertentu di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, semakin menurun. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Perikanan (LHP) Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Wiyoto Harjono, saat menghadiri Bimtek Rehabilitasi Hutan yang difasilitasi oleh anggota Komisi IV DOR RI, Vita Ervina, Sabtu (16/09).

Bimtek yang berlangsung di Embung Bagelen, Desa Sukoagung, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, dihadiri kelompok tani yang memperoleh bantuan Kebun Bibit Rakyat (KBR) di wilayah Kabupaten Purworejo. Ada tiga kelompok tani yang memperoleh bantuan senila Rp100 juta itu.

"Lahan kita yang diisi vegetasi semakin lama semakin turun dan ini sangat berbahaya. Untuk itu, konservasi lahan wajib kita laksanakan," ungkap Wiyoto.

Ia menyampaikan, tahun 2019 indeks tutupan lahan di wilayah Kabupaten Purworejo sebesar 46,62 persen. Setahun kemudian, indeks tutupan lahan sebesar menjadi 45,66 dan tahun 2022 turun lagi menjadi 34,63%.

Wiyoto menambahkan pihaknya sangat mendukung program rehabilitasi hutan lindung di Kabupaten Purworejo. "Melalui program rehabilitasi hutan lindung, kita menemukan momentum agar indeks tutupan lahan tidak menurun,” kata dia.

Wiyoto memberikan apresiasi adanya program bimbingan teknis (bimtek) Rehabilitasi Hutan Lindung yang diinisiasi oleh Anggota Komisi IV DPR RI, Vita Ervina. “Ini luar biasa untuk mengantisipasi bencana di Purworejo," ungkapnya.

Anggota Komisi IV DPR RI, Vita Ervina menjelaskan, Bimtek Rehabilitasi Hutan diberikan karena saat ini wilayah Purworejo terutama pada 9 kecamatan dari 16 kecamatan mengalami kekeringan. Sembilan kecamatan tersebut terdiri Bagelen, Kaligesing, Loano, Bener, Gebang, Kemiri, Bruno, Pituruh dan sebagian Purworejo.

"Kami sudah memperhatikan dan memberikan program rehabilitasi hutan lindung sejak tahun 2020. Selain itu, juga memberikan bantuan kepada kelompok tani yang tergolong krisis terhadap bencana. Bantuan yang diberikan berupa tanaman keras seperti albasia dan sengon serta tanaman produktif seperti buah-buahan misalnya mangga, kelengkeng, alpokat," ungkap Politisi PDI Perjuangan ini.

Lanjut Vita, pihaknya juga memberikan bantuan bibit untuk 4 KBR (Kebun Bibit Rakyat) sebanyak 140 ribu batang dan tanaman produktif 13.500 batang. "Jenis bibitnya bervariasi, tergantung permintaan. Program yang digulirkan ini sebagai upaya mengurangi bencana. Karena tanaman produktif berupa buah-buahan, hanya buahnya yang dipanen. Batang pohon masih tetap berdiri sehingga akarnya mampu menahan air dan mengantisipasi banjir," jelas Vita usai bimtek.

Kepala Balai Pengendalian Sungai dan Hutan Lindung, Arif Setyo Utomo, mengatakan program rehabilitasi hutan lindung diperlukan untuk kelestarian alam. "Dengan bantuan bibit tanaman keras dan tanaman produktif dengan persentase fifty-fifty (50 persen - 50 persen) sangat bermanfaat untuk masyarakat. Tanaman produktif berupa buah-buahan dalam tiga tahun sudah bisa berbuah, jadi berimbang dari segi ekonomi masyarakat diuntungkan dan dari segi alam hutan tetap terjaga," ujar Arif.

Sementara itu, salah satu penerima bantuan, Ismanto, dari Keompok Tani 'Muda Berkarya', Desa Semagung, Kecamatan Bagelen, mengaku bantuan pohon buah ini sangat bermanfaat. "Kami dapat bibit alpukat, durian dan mangga, masing-masing 500 batang per jenisnya. Kami bagi untuk anggota berjumlah 23 orang. Kami suruh tanam, panen juga untuk mereka. Bantuan bibit buah ini sangat bermanfaat karena bisa meregenerasi hutan. Dulu ditanami albasiah, sekarang ada buah-buahan jadi ekosistemnya beda," tutur Ismanto.

Ia melanjutkan, jika hanya pohon albasiah yang ditanam, akan menyebabkan kekeringan. Karena pohon albasiah tidak bisa mengikat air di dalam tanah.

"Perkiraan kami 5-6 tahun lagi bisa kami petik hasilnya. Selain bisa memberikan pendapatan, juga bisa untuk mengantisipasi kekeringan air. Kalau bisa program ini berkesinambungan, karena di samping melestarikan hutan juga bermanfaat ekonomi serta tidak merusak ekositem," harapnya.

64